SUARADEWAN.com – Meningkatnya angka emisi global, Ketua Dewan Pembina Pimpinan Pusat Kesatria Muda Respublika, Iwan Bento Wijaya, meminta masyarakat bijak dalam menggunakan bahan bakar minyak (BBM). Hal tersebut disampaikannya dalam pidato pembukaan jalan sehat KTT G20, Bali, MInggu 11 November.
Ia juga mengatakan bahwa isu kenaikan angka emisi global adalah isu yang juga jadi fokus pembicaraan dalam KTT G20. Ia juga mengatakan anggota KTTg20 sampai menerapkan pajak karbon melalui regulasi UU Perpajakan.
“Pada KTT G20 isu menekan angka emisi global dibicarakan sangat serius hingga para negara yang terlibat pada KTT G20 menerapkan pajak karbon termasuk Indonesia dengan pengesahan UU Harmoniasi Perpajakan,” kata Iwan.
Iwan menjelaskan, pajak karbon adalah semangat baru dalam menjaga kebersamaan antara pemerintah, pelaku usaha hingga masyarakat. Iwan meyakini, melalui pajak karbon, akan ada pergeseran budaya secara signifikan di mana pelaku usaha dan masyarakat bersama dengan pemerintah melalukan upaya atau sikap tindak usaha dan kesehariannya dengan mengurangi aktifitas yang menimbulkan pembuangan karbon secara besar.
“Upaya ini menciptakan sebuah pasar baru yang merupakan trading karbon. Trading karbon merupakan “new market” dalam sebuah negara memberikan reward atau lisensi kepada pelaku usaha dalam menekan pembuangan karbon dengan memberikan lisensi sehingga lisensi itu dapat di-trading-kan di pasar lokal hingga pasar dunia kepada pelaku usaha yang sistem produksi usahanya belum memenuhi ambang batas pembuangan emisi,” jelas Iwan.
Sementara itu, Ketua Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) Bali, Esa Alam mengatakan, giat yang diselenggarakan oleh Kesatria Muda Respublika adalah bentuk memperkokoh persatuan masyarakat bali menyongsong KTT G20.
“Giat jalan sehat dan senam zumba ini terselenggara dengan maksud mengajak masyarakat Bali untuk bersama memperkokoh persatuan dan menyambut meriah perhelatan KTT G20 pada November ini.” ***