6 Tahun Berharap Kesembuhan, Pasutri Ini Akhirnya Mendapat Bantuan Lewat Pengabdian Sang Polisi Muda

(Kiri) Brigadir Daicky Jauganda bersama Masam. (Kanan) bersama Lisan.

KALIMANTAN BARAT, SUARADEWAN.com – Ditimpa penyakit merupakan salah satu bentuk derita. Dan semakin parah jika sakit itu berlangsung selama bertahun-tahun. Apalagi jika  pegidapnya tidak cukup berdaya untuk mengobati penyakitnya.

Hal itulah yang  dialami oleh sepasang suami istri warga Dusun Emperarak Desa Nanga Pemubuh KM 24 Kecamatan Sekadau Hulu, Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat.

Sepasang kekasih yang bernama Masam dan Lisan ini sudah menderita sakit selama enam tahun terakhir. Keduanya terpaksa menahan sakit berkepanjangan karena tidak memiliki biaya untuk mengusahakan pengobatan.

Jangankan untuk biaya berobat, sepasang suami isteri ini pun kesulitan untuk sekedar memenuhi kebutuhan makan sehari-hari keluarga kecilnya itu.

Mengetahui penderitaan warga seperti ini, seorang Polisi muda yang sedang bertugas sebagai Bhabinkamtibmas (BKTM) di Dusun Emperarak, Brigadir Daicky Jauganda, merasa terketuk pintu hatinya untuk membantu warga desa binaannya tersebut.

Anggota Polri ini menunjukkan bahwa, tugas seorang Polisi khususnya Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (BKTM) itu, tidak hanya sebatas menyampaikan informasi, mengimbau keamanan dan ketertiban, serta patroli di desa binaanya saja. Melainkan perannya lebih dari itu. Ada sumpah pengabdian yang sudah diikrarkan untuk melayani masyarakat, dan jiwanya bersaksi atas hal itu.

Saat Lisan berada di Rumah Sakit.

Karena itulah, tanpa menunggu lebih lama lagi, Brigadir Daicky segera mengambil tindakan dengan berkoordinasi pada perangkat desa untuk membawa pasutri itu ke Rumah Sakit supaya mendapatkan pengobatan yang intensif.

Pasutri itu kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Sudarso di Pontianak, setelah sebelumnya dilakukan pelengkapan berkas administrasi yang dibutuhkan untuk pengobatan. Mereka diantar menggunakan ambulance milik RS Sekadau pada Rabu (5/4) kemarin.

Brigadir Daicky menuturkan, awalnya pasangan Masam dan Lisan ini menolak untuk dibawa berobat ke rumah sakit, karena mereka takut tidak bisa membayar biaya pengobatannya. Namun setelah diberikan pengertian, mereka akhirnya bersedia untuk berobat ke rumah sakit.

“Keluarga ini termasuk tak mampu,untuk makan aja mereka susah dan saat ini bersama perangkat desa membuat surat tak mampu agar bisa dapat program bedah rumah.,” kata alumni ZLS dan STS Polda Kalimantan Barat ini.

Dari hasil pemeriksaan dokter, diketahui penyakit yang diderita oleh pasutri tersebut adalah tumor jinak. Dan untuk pengobatannya akan dilakukan melalui beberapa tahap untuk kemudian dilakukan operasi. (ZA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 728x90