Ada Penolakan, Muslim Syiah Semarang Tetap Gelar Peringatan Asyura. Polisi Siap Amankan

SEMARANG, SUARADEWAN.com – Kelompok muslim Syiah yang tergabung dalam Ahlulbait Indonesia Jawa Tengah (Jateng) tetap bersikukuh pada rencana awal menggelar perayaan Hari Asyura di Gedung UTC, Jl. Kelud Raya, Sampangan, Semarang, Minggu (1/10/2017) mendatang.

Meskipun rencana itu mendapat penolakan dari sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam di Semarang. Mereka bahkan mengancam untuk membubarkan acara yang diisi dengan pengajian itu jika tetap digelar.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Ahlulbait Indonesia, Nurcholis, menyayangkan sikap sejumlah ormas Islam yang menolak peringatan Hari Asyura yang akan digelar nanti.

“Lo, kenapa mereka menolak? Apa alasannya? Kami hanya menggelar perayaan Hari Asyura. Tidak ada yang ekstrem atau sifatnya yang aneh-aneh dalam perayaan itu, peringatan haul cucu Nabi Muhammad SAW, Imam Husain bin Abi Thalib.” ujar Nurcholis Kamis (28/9/2017).

Baca juga: Tokoh Muhammadiyah: Banyak Berita Tentang Iran dan Syiah Tidak Sesuai Fakta

Nurcholis menyebutkan peringatan Hari Asyura yang digelar kelompok muslim Syiah di Gedung UTC akan diisi dengan haul dan pengajian. Acara ini kemungkinan akan diikuti ribuan jemaah Syiah dari berbagai daerah di Jateng. Acara juga akan diisi dengan pengajian dengan penceramah Ustaz Toha Musyawah dari Pekalongan.

Nurcholis menyebutkan beberapa kalangan penganut madzhab Syiah di beberapa negara, seperti Lebanon, memang kerap merayakan Hari Asyura dengan cara yang ekstrem, yakni melukai diri sendiri. Perbuatan itu dilakukan sebagai bentuk solidaritas atas Tragedi Karbala, yakni tragedi pembantaian cucu Nabi Muhammad SAW, Imam Husain bin Ali bin Abu Thalib oleh pasukan dinasti Bani Umayyah pimpinan Yazid bin Muawiyah bin Abi Sufyan di Padang Karbala pada tanggal 10 Muharam tahun 61 H.

“Nah, ini yang salah persepsi. Tidak semua penganut madzhab Syiah melakukan tradisi seperti itu (menyiksa diri sendiri, red). Hanya sebagian kecil penganut madzhab Syiah yang melakukannya. Di Indonesia, khususnya di Jateng, hal semacam itu tidak pernah terjadi. Kami memperingati Hari Asyura dengan pengajian dan ceramah, seperti tahun-tahun sebelumnya,” ungkap Nurcholis.

Baca juga: Politisi Keras Mengecam Rohingya, Tapi Diam Soal Yaman dan Ahmadiyah Yang Jadi Pengungsi Di Negeri Sendiri

Sementara itu, Aparat Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Semarang akan mengerahkan kekuatan guna mengamankan jalannya perayaan Hari Asyura yang akan digelar tersebut.

Kepala Bagian Operasi (Kabagops) Polrestabes Semarang, AKBP Ida D.P. Nugraha, mengatakan siap mengerahkan personel untuk mengamankan perayaan Hari Asyura di Gedung UTC itu. Meski demikian, berapa jumlah personel yang akan diterjunkan, Iga belum bersedia menyebutkan.

“Kami masih menunggu informasi intelejen untuk mengerahkan jumlah personel,” kata Iga sebagaimana dikutip dari Semarangpos.com, Jumat (29/9/2017).

Kendati belum menentukan jumlah personel, Iga memastikan personelnya telah bersiap mengamankan perayaan Hari Asyura. Bahkan, saat ini personel Polrestabes Semarang sudah menggelar apel guna memperketat penjagaan Gedung UTC.

“Pada prinsipnya, kami akan hadir mengamankan segala kegiatan masyarakat yang tidak bertentangan dengan prinsip negara dan mengantisipasi adanya tindakan intoleransi,” ujar Iga. (SP)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 728x90