JAKARTA, SUARADEWAN.com – Menurut seorang ustadz dalam rekaman ceramahnya, Islamic State of Iraq and Syria atau ISIS bukanlah Islam. ISIS diyakini telah keluar dari Islam, keluar dari kelompok Ahlu Sunnah wal Jamaah.
Hal tersebut ditegaskan dalam rekaman video berdurasi kurang lebih 3 menit 56 detik. Menurutnya, ada tiga faktor mengapa ISIS harus diyakini demikian.
“ISIS sudah keluar dari Ahlu Sunnah disebabkan tiga, pertama, Abu Bakar al-Baghdadi mengangkat dirinya sendiri. Sementara dalam Islam, seorang khalifah tidak mengangkat dirinya sendiri,” jelasnya.
Secara historis, tak seorang khalifah pun yang pernah mengangkat dirinya sendiri selaku pemimpin sebagaimana ditampakkan oleh al-Baghdadi, pemimpin besar ISIS ini. Abu Bakar as-Siddiq misalnya, menjadi khalifah karena dibaiat oleh para sahabat. Begitu pun pada khalifah-khalifah setelahnya.
“Ali tak pernah mengangkat dirinya. Setelah Usman meninggal, sahabat membaiat Ali. Abu Bakar (al-Baghdadi) ndak. Kalian baiat aku. Siapa yang tidak membaiat aku, kafir. Dibacakannya hadits, “Siapa yang mati tidak membaiat, matinya mati jahiliyah.” Itu kesalahan fatal yang pertama,” terangnya.
Faktor kedua, yakni ISIS mengkafirkan yang tak sekeyakinan dengannya. Inilah yang disebut dengan keyakinan takfiri.
“Syiah itu takfiri. ISIS juga sama, takfiri. Siapa yang tidak ikut kepada ISIS, kafir, halal darahnya. Maka keyakinan takfiri itu bukan Ahlu Sunnah,” ungkapnya kembali.
Dan faktor ketiga, lebih kepada cara-cara kelompok ISIS melakukan penyiksaan.
“Cara-cara dia menyiksa, itu bukan cara-cara Islam, tapi lebih pada cara-cara yang dilakukan oleh Guantanamo, orang-orang sudah pernah dilatih lama oleh tentara Amerika. Maka bukan isu jika ada orang yang mengatakan bahwa ISIS adalah bentukan Amerika, Eropa, Israel,” bebernya.
Jadi, lanjutnya, jika orang mau tahu tentang ISIS, jangan baca koran.
“Karena koran itu yang betul cuma dua: harga sama tanggal. Karena beritanya dari Reuters, kantor berita Yahudi. Maka bacalah website ulama yang terpercaya, di antaranya ulama Syekh Yusuf al-Qardawi. Beliau memfatwakan ISIS itu bukan Islam, tapi bentukan,” tambahnya.
Adapun yang terjadi hari ini, diyakini sebagai perang antara kelompok Syiah dan Ahlu Sunnah. Syiah dengan rezim Balsat al-Assad, didukung oleh Iran dan Suriah.
“Kenapa Iran mendukung? Karena keluarga Assad itu ayahnya namanya Hafidz al-Assad, partainya partai Hizbul Baaz. Baaz itu PKI-nya ditempatkan kita. Makanya Suriah itu didukung oleh Rusia,” lanjutnya kembali.
Kelompok inilah yang berkonflik dengan Ahlu Sunnah. Jadi, pertempuran antara dua, antara Syiah dan Ahlu Sunnah.
“Datang ISIS di tengah abu-abu. Ini yang merusak ini. Akhirnya, semua orang yang ke Suriah dituduh bergabung dengan ISIS. Padahal ISIS itu hanya merusak. Jatuh bantuan, jatuh senjata, tiba-tiba jatuhnya ke kamp ISIS. Amerika itu bukan bodoh, bisa pula salah jatuh ke bawah. Dia (Amerika) ahli,” pungkasnya.
“Oleh sebab itu, maka pendapat ulama yang terpercaya, ISIS bukan Islam,” tandasnya tegas. (ms)