YOGYAKARTA, SUARADEWAN.com – Aliansi Bela Garuda (ABG) Gelar Dialog Kebangsaan, dengan mengusung tema “Menguatkan Semangat Kebangsaan Hanya Pancasila untuk Indonesia,” di Stasiun RRI Yogyakarta Jalan Ahmad Jazuli No. 4 Kota Baru, Yogyakarta.
Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 16.00 WIB tersebut, selain dihadiri Dewan Penasehat ABG Budi Prabowo, kegiatan itu juga dihadiri oleh Yoyok Sunaryo dari Aksi Budaya Waspada Nusantara (ABUNAWAS), serta Ferdo Irdanto dari Merawat Pancasila Untuk Indonesia (MERAPI).
Dalam kegiatan dialog Kebangsaannya, Budi Prabowo memberikan pandangan terkait tema mendukung Perpu No 2 tahun 2017 hanya Pancasila untuk Indonesia, serta menyampaikan sejarah singkat awal mula berdirinya ABG.
“ABG terbentuk dari beberapa elemen yang memiliki latar belakang berbeda-beda. Diantaranya dari tokoh politik, agama, Seniman, aktivis serta gabungan dari beberapa elemen seperti Bamper, Joxzin, GP Ansor, Banser, Komunitas Abunawas, Alumni Universitas ISI Yogykarta,” ujar Budi Prabowo, pada Kamis (27/7).
Berdirinya ABG, kata Budi, disebabkan adanya beberapa hal yang mendasari. Pertama, terkait adanya kekhawatairan bahwa saat ini dalam kehidupan bermasyarakat, nilai-nilai luhur dari pancasila sudah mulai tergerus dengan masuk nya banyak Organisasi Masyarakat (Ormas) radikal.
“Yang memiliki faham khilafah dan cenderung memberikan pemahaman yang bertentangan dengan ideologi pancasila,” katanya.
Sementara Yoyok Suryo menuturkan, Komunitas Abunawas sendiri, memiliki prinsip yang sama dengan ABG. Sehingga memiliki kesepahaman yang sama, mulai dari visi dan misi yang kaitannya untuk menjaga kedaulatan NKRI.
“Kami menyatakan sikap untuk bergabung ke ABG, dan di sini, Abunawas sebagai gerakan aksi dari ABG dalam memberikan edukasi kepada masyarakat umum tentang arti pentingnya hidup berpancasila yang direfleksikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” tuturnya.
Sejauh ini, aksi budaya yang telah dilaksanakan oleh Abunawas sendiri, tentunya bersinergi dengan para sesepuh atau Alumni dari Universitas ISI Yogyakarta.
“Kita harus sepaham untuk menolak ormas intoleran dan anti pancasila. Selain itu, kita juga harus membentengi kampus ISI dari ormas yang memiliki tujuan memecah belah dengan menggantikan ideologi pancasila,” tandasnya. (fn)