JAKARTA, SUARADEWAN.com – Berbagai dukungan terhadap pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat terus bermunculan. Tidak saja dari kalangan intelektual, akademisi, politisi, partai-partai politik, hingga para pegiat seni (artis) di Ibukota, dukungan tersebut juga datang dari organisasi massa (ormas) berbasis Nadhlatul Ulama (NU), yakni Gerakan Pemuda Ansor.
Dalam sambutannya di kantor GP Ansor, Jakarta Pusat, Jumat (7/4/2017), Ketua GP Ansor Abdul Azis menyatakan dengan pasti dukungannya terhadap paslon petahana Ahok-Djarot. Dukungan ini akan diberi dalam bentuk pengawalan saat Pilkada DKI putaran dua dimulai, 19 April 2017 mendatang.
“Kami (GP Ansor) siap mengawal para pendukung Ahok-Djarot dari kemungkinan intimidasi pada saat pemungutan suara Pilkada DKI putaran kedua pada 19 April ini,” tegas Azis.
Adapun alasan pemberian dukungan berupa pengawalan itu, lanjut Azis, karena GP Ansor menolak segala bentuk kekerasan apalagi yang datang dari ormas-ormas Islam radikal. Dan itu pulalah sebabnya mengapa GP Ansor menolak paslon Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
“Kami sangat menolak calon gubernur yang didukung Islam radikal dan Islam garis keras,” tegas Azis kembali.
Seperti diketahui, momen sambutan tersebut disampaikan ketika Pengurus GP Ansor menerima kedatangan Ahok dan Djarot di kantornya. Momen inilah yang menjadi ruang penegasan GP Ansor dalam melawan dan mencegah berkuasanya kelompok-kelompok radikal dan garis keras yang melulu mengatasnamakan Islam di Jakarta.
“Ansor dihina dari zaman Gus Dur (Abdurrahman Wahid) sudah biasa. Dibilang kafir, munafik sudah biasa. Tapi kalau sudah merusak tatanan NKRI dan demokrasi, pasti akan kami lawan,” tegasnya lagi. (ms)