Anies Baswedan Dinilai sebagai “Musuh dalam Selimut”

JAKARTA, SUARADEWAN.com – Hasil perolehan suara untuk pasangan nomor urut 1 Agus Harimurti Yudhoyono – Sylviana Murni dinilai cukup mengejutkan. Pasalnya, peserta Pilkada DKI Jakarta usungan partai Demokrat ini, menurut versi hitung cepat (quick count), berada di bawah 20 persen dan memaksa paslon ini untuk tersingkir ke putaran kedua.

Padahal, jika merujuk pada hasil beberapa lembaga survei seperti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, yang justru diprediksikan akan tersingkir adalah pasangan nomor urut 3 Anies Baswedan – Sandiaga Uno. Dan yang akan melaju ke putaran kedua menemani Agus-Sylvi adalah paslon petahana nomor urut 2 Basuki Tjahaja Purnama – Djarot Saiful Hidayat.

Tapi mengapa hal tersebut justru berakhir salah? Menurut pengamat politik bernama Iqra Bismi, hal ini bisa dianalisa dari dua faktor. Hal itu ia beberkan dalam keterangan tertulisnya berjudul “Terungkap Cara Licik Anies Mencuri Suara AHY”, di-publish pada Kamis, 16 Februari 2017.

“Pertama Anies menggunakan strategi musuh dalam selimut, yakni strategi menggunakan simpul massa yang sama dan kegiatan keagamaan yang sama dan kehadirannya di sana bagian dari setting untuk mengambil suara AHY yang sudah terkondisikan,” papar Iqra dalam keterangan tertulisnya.

AHY diakui sudah bersusah payah menanam dan merawat suatu komunitas keagamaan, tetapi Anies yang datang menikmati hasil panen itu.

“Artinya, AHY yang capek-capek menanam dan merawat suatu komunitas keagamaan, Anies datang untuk memanen hanya dengan pasang muka santun,” sambungnya.

Faktor kedua, menurut Iqra, terjadi dalam debat publik KPU, terutama yang terakhir terselenggara. Di sana diperlihatkan bahwa Anies berupaya memainkan kata-kata, hingga berujung kepada penyerangan paslon Agus-Sylvi.

“Anies memanfaatkan debat untuk memperlihatkan bahwa pasangan AHY dan Mpok Sylvi belum matang, bahkan memainkan kalimat seolah-olah tidak kredibel, seperti serangan Anies pada Mpok Sylvi “tidak nyambung”. Ini terjadi saat sesi tanya dan saling bantah terkait banyak pertanyaan Anies yang ditujukan kepada Sylvi secara langsung,” tulis Iqra.

Kedua analisa ini, baginya, terus dipertahankan sebelum pencoblosan. Bahkan di dalam diskusi WA Group maupun diskusi informal dengan master survey, ia mengaku selalu bilang bahwa Anies berhasil meraup dan menggerogoti suara AHY. Dan hasilnya, suara AHY tadinya berada di klasemen atas, dilahap secara perlahan oleh Anies dengan strategi politik jitunya tersebut.

“Memang benar kata pepatah, musuh yang paling berbahaya adalah musuh dalam selimut. AHY dan Timsesnya mengira Anies adalah satu selimut yang bisa bersama-sama menghadapi Ahok, ternyata Anies menjelma “musuh dalam selimut” dalam konteks AHY, yang berhasil mencuri sekaligus menjatuhkan AHY-Sylvi,” terangnya kembali.

Di akhir keterangannya, ia menyatakan salut kepada AHY yang secara ksatrian telah mengakui kekalahannya dan berjiwa besar.

“Semoga AHY maju terus di lading pengabdian yang lain,” tutup Iqra. (ms)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 728x90