Sosmed  

Artis India Sebut Adzan dengan Pengeras Suara sebagai Pemaksaan Religiusitas

NEW DELHI, SUARADEWAN.com – Azan, sentral dalam Islam. Azan adalah seruan untuk menjalankan ibadah shalat. Azan juga dipakai sebagai pertanda waktu. Lantunan azan juga khas, berbeda di masing-masing daerah, bahkan bangsa.

Namun azan sering juga menjadi perdebatan. Tentu bukan azan itu sendiri yang menjadi pokok soal, namun cara orang atau kelompok masyarakat memperlakukan azan.

Di komunitas yang mayoritas beragama Islam, azan menjadi begitu riuh. Sesekali seakan berlomba; baik berebut duluan dilantunkan, juga beradu keras menggunakan system suara yang keras dengan menggunakan Toa atau pengeras suara.

Di India, negara yang mayoritas beragama hindu dan Islam sebagai agama terbesar kedua disana, permasalahan azan dengan menggunakan pengeras suara juga kerap menjadi perdebatan. Azan dengan pengeras suara dinilai sebagai pemaksaan religiusitas bagi non muslim.

Baru-baru ini seorang penyanyi Bollywood Sonu Nigam menyampaikan keberatannya atas penggunaan pengeras suara untuk menyiarkan khutbah dan adzan oleh masjid, kuil dan gurudwara.

Cuitan Artis Bollywood India, Sonu Nigam

Nigam menyampaikan keberatannya melalui akun media sosialnya dengan mengatakan keberadaan adzan di pagi hari merupakan pemaksaan keberagaman.  “Tuhan memberkati semua orang. Aku bukan Muslim dan saya harus dibangunkan oleh adzan di pagi hari. Kapan pemaksaan religiusitas ini akan berakhir di India,” tulis Nigam dia akun twitter-nya.(16/4/2017)

Dia menggambarkan, bahwa penggunaan pengeras suara untuk menyiarkan khotbah dan adzan oleh masjid, kuil dan gurudwara merupakan tindakan hooliganisme.

Tweetan ini kemudian menjadi viral di india dan menjadi diskursus beragam komentar, sebagaimana diberitakan times of india (19/4/2017).

Sehari setelah tweetan Sonu nigam tersebut, Pemimpin senior Partai Kongres Nasional India, Ahmed Patel seolah sepakat dengan artis bolywood tersebut mengatakan, Quran atau Islam tidak pernah memerintahkan bahwa adzan harus disampaikan melalui pengeras suara. “Adzan harus disampaikan sedemikian rupa sehingga orang lain tidak merasa terganggu,” ujar Patel seperi dilansir dnaindia.com, Selasa (18/4).

Menurut Patel, dirinya tidak menentang penggunaan pengeras suara. Namun, sangat penting untuk memastikan agar pengeras suara yang digunakan tidak menganggu kenyamanan orang lain. 

Pattel juga menyampaikan pandangannya ini melalui akun twitternya. “Adzan merupakan unsur penting untuk shalat. Hari ini era teknologi modern ini, pengeras suara tidak,” tulis Pattel di akun media sosialnya. (SD)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 728x90