JAKARTA, SUARADEWAN.com – Banyak elit politik di Indonesia yang memanfaatkan kelompok radikal untuk mendulang suara demi kepentingan politiknya.
Hal tersebut disampaikan oleh Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Ansyaad Mbai dalam diskusi di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Senin (8/5).
“Elite politik mendukung radikalisme. Sebenarnya bukan mendukung, tapi menunggangi untuk meraih suara,” kata Mbai.
Ia mencontohkan, ada politikus di Senayan yang sengaja mengundang kelompok radikal tersebut masuk ke gedung DPR/MPR RI dan berceloteh mau menjatuhkan Presiden.
“Anda lihat mereka (kelompok radikal) diundang masuk ke Senayan (Gedung DPR/MPR), deklarasi mau menjatuhkan Presiden,” tukasnya.
Mbai menilai, kondisi seperti ini berbahaya dan mengancam harmoni kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia. Karena itu, pihak terkait harus segera mengambil tindakan untuk menganggulangi hal tersebut.
Mbai menambahkan, selain ancaman melalui kelakuan para politikus pragmatis di Senayan itu, ada juga ancaman yang berasal dari luar negeri. Atau lebih tepatnya ancaman dari orang Indonesia yang terafiliasi dengan kelompok teroris di luar negeri, yang kembali ke tanah air karena terdesak dalam peperangan di Suriah.
Selain itu ada juga ancaman dari dunia siber, yakni melalui penguasaan media sosial oleh kelompok radikal. Sebab, melalui media sosial itu, mereka bisa melakukan perekrutan terhadap calon teroris baru.
Ditambah lagi, melalui medium siber itu, mereka juga bisa menyebarkan paham radikalnya di lingkungan pendidikan di Indonesia dan merekrut para pelajar untuk menjadi anggotanya. (za/ko)
