JAKARTA, SUARADEWAN.com – Beberapa waktu lalu publik dibuat tidak nyaman akibat kelangkaan pasokan garam di pasar dalam negeri. Pasalnya, garam adalah salah satu komoditas pokok yang setiap hari dibutuhkan dapur masyarakat maupun ruang produksi di Industri pengolahan.
Sejumlah pihak berspekulasi terkait penyebab langkanya butiran bening yang rasanya asin tersebut. Mereka mempertanyakan kenapa Indonesia yang memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia ini malah kesulitan untuk memenuhi pasokan kebutuhan garam masyarakatnya sendiri.
Salah satu tokoh yang mempertanyakan soal itu adalah Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih, Sandiaga Uno. Ia mempertanyakan kenapa pemerintah mesti melakukan impor untuk memenuhi kekurangan pasokan garam di dalam negeri.
“Ini garam sangat ironi, bagaimana bisa punya laut yang luas, garis pantai, bisa mengimpor garam. Salahnya di mana?” kata Sandiaga saat menghadiri acara Pusat Koperasi Pedagang Pasar DKI, di Jakarta Timur, Rabu (2/8).
Namun kemudian pertanyaan Sandiaga itu direspon oleh Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti. Menurut Susi Sandiaga mestinya bertanya pada kolega penguasahanya yang sudah puluhan tahun bedagang garam.
“Pak Sandi harusnya tanya kawan-kawannya pengusaha atau importir garam yang sudah puluhan tahun berdagang garam. Kenapa bisa begitu?” kata Susi seperti dikutip dari akun Twitter pribadinya, Jakarta, Rabu (2/8).
Sebelumnya, dalam wawancaranya dengan salah satu media online, Menteri Susi menyampaikan alasan kelangkaan garam adalah karena ada kartel garam yang bermain. Ia menyebut para kartel itu dengan panggilan 7 Samurai.
Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri mengaku mulai mengawasi pergerakan para pengusaha garam di Tanah Air. Selain itu mereka juga akan menggelar pertemuan dengan perwakilan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk mengidentifikasi permasalahan garam.
Terkait 7 Samurai, Agung mengatakan pihaknya perlu memetakan pergerakan pengusaha garam terlebih dahulu, termasuk mengonstruksikan akar dari langkanya garam. Meskipun informasi soal 7 Samurai krtel garam itu berasal dari intelijen.
“Semua harus pakai regulasi hukum. Kalau bicara intelijen kan belum masuk ranah hukum. Bedakan. Polisi kan harus ketemu barang, saksi yang lihat, dan bukti. Baru bisa dibawa ke pengadilan. Saya ingin mafia ini terbongkar. Kalau ada loh ya,” kata Agung. (za/ti/me)