JAKARTA, SUARADEWAN.com – Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Mochamad Iriawan menyebut kasus pengeroyokan dan penganiayaan terhadap pakar telematika Hermansyah, di KM 6 Tol Jagorawi merupakan kasus spontan yang terjadi di jalan.
Iriawan menjelaskan, dari keterangan sejumlah saksi yang ada, pelaku melakukan tindakan pengeroyokan yang berujung pembacokan akibat emosi, apalagi para pelaku sedang dalam pengaruh alkohol.
“Dia (pelaku) spontanitas kan. Kejadian di jalan. Habis minum, senggolan, emosi, diberhentikan, ditegor, berantem, ditusuk. Itu saja sebenarnya kejadiannya,” terangnya, Kamis (13/7/17).
Hal ini sekaligus membantah anggapan sejumlah pihak yang menuding kasus tersebut adalah rekayasa semata. Beberapa pihak mengangap kasus ini sengaja dibuat-buat dan menghubungkannya dengan kasus pornografi atas tersangka Rizieq Shihab.
Seperti diketahui, Hermansyah merupakan pakar telematika yang menyebut chat mesum antara Rizieq dan Firza Husein adalah hasil rekayasa.
Namun tudingan miring ini terbantahkan dengan adanya pengakuan dari tersangka yang mengatakan bahwa kejadian tersebut murni kriminal biasa.
Iriawan mengatakan keberhasilan pengungkapan kasus ini merupakan hasil kerja keras dari kepolisian. Ia kemudian menerangkan asal muasal pengungkapan kasus hingga tertangkapnya para pelaku.
“Saksi-saksi melihat (pelaku), termasuk istri korban. Ciri-ciri itu jelas. Makanya ada sketsa wajah. Kami tidak menyudutkan salah satu suku, kita sudah tahu kalau ciri-ciri orang pakai kalung pasti dari kelompok ini. Kami sudah punya (data) itu,” terangnya.
“Kita tahu kalau wilayah Jakarta Timur ke sini, kita tahu itu kelompok dari suku mana kita mengerti. Ini reserse jago-jago semua. Termasuk juga jaringan-jaringan manual yang kita lakukan, sehingga kita dengan cepat mengungkap. Dan, mobil itu pelat nomor asli karena kejadian bukan direncanakan. Sehingga kita dengan mudah mengecek ke Samsat. Dari beberapa pelat nomor, ada dua ribu, kita kerucutkan kepada mobil Yaris warna hitam ketahuan di mana mobil itu. Yang lain, teknis IT tidak kita sebutkan ya,” sambungnya.
“CCTV Jasa Marga itu hanya untuk melihat saja, tapi belum bisa merekam Mungkin ada kerusakan atau apa kita tidak tahu. Kalau ada CCTV lebih mudah lagi. Kan saya bilang, pelat nomornya asli itu sebetulnya mudah sekali. Biasanya kejahatan yang direncanakan pelat nomornya tidak pernah asli,” jelasnnya lagi. (dd)