
JAKARTA, SUARADEWAN.com – Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno turut berkomentar mengenai spanduk yang tersebar di beberapa tempat di Jakarta, yang menyatakan tentang kejenuhan warga DKI Jakarta dengan isu-isu SARA dalam Pilkada DKI Jakarta.
Menurut Sandiaga, pesan yang disampaikan melalui spanduk itu sudah tepat. Dia mengaku setuju bahwa isu SARA tidak boleh dibawa dalam kontestasi Politik.
Karena itulah, sambung Sandiaga, dia bersama Anies Baswedan tidak menggunakan isu SARA dalam kampanye, melainkan menggunakan isu pendidikan, lapangan kerja dan biaya hidup.
“Kita setuju sekali. Kalau isu SARA dibawa ke pilkada, kita sudah sepakat tidak boleh. Karena isu kita adalah pendidikan, lapangan kerja, dan biaya hidup,” katanya di Jakarta, Rabu (5/4).
Untuk meredam aksi provokatif yang disebarkan melalui spanduk-spanduk, Sandiaga menuturkan dia sudah menginstruksikan 150 ribu relawannya untuk mencopot spanduk bernada provoaktif tersebut bila mereka menemukannya.
“Kita sudah perintahkan 150 ribu relawan kita untuk menurunkan spanduk provokatif. Itu pasti 100 persen hoax dan 100 persen digunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab,” imbuhnya.
Calon Wakil Gubernur DKI yang berpasangan dengan Anies Baswedan ini menilai, spanduk tersebut disebarkan oleh oknum yang ingin memecah belah persatuan. Karena itulah oknum seperti ini perlu diberikan penindakan.
“Nanti kita akan follow up, biar satgas anti-hoax yang akan melakukan penindakan. Karena memang ini bukan dari kami. Kami sebut itu hoax, dari oknum yang ingin memecah belah,” tukas Sandiaga.
Sebelumnya, ada sejumlah spanduk yang tersebar di beberapa lokasi strategis di DKI Jakarta, yang isinya adalah pernyataan bahwa warga DKI sudah bosan dengan Isu SARA.
Hingga berita ini terbit, masih belum diketahui siapa yang memasang spanduk-spanduk itu. Namun menurut sebagian kalangan, spanduk-spanduk itu bernilai positif, sebab isinya menyatakan penolakan terhadap politisasi isu SARA. (ZA)