JAKARTA, SUARADEWAN.com — Ekonomi kreatif diyakini menjadi poros ekonomi baru Indonesia di masa mendatang. Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dibentuk berdasarkan PerPres Nomor 6 Tahun 2015 bertugas untuk membangun usaha ekonomi kreatif di Indonesia serta memiliki target berupa kontribusi sektor ekonomi kreatif pada pertumbuhan domestik bruto, tenaga kerja, dan nilai ekspor.
Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf menjelaskan ekonomi kreatif pada 2015 telah berhasil menyumbang sekitar Rp852 triliun atau sebesar 7,83 persen terhadap total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Ekonomi kreatif (ekraf) berpotensi menjadi poros ekonomi di masa mendatang.
“Hal ini disebabkan oleh kemampuannya untuk menyerap banyak tenaga kerja melalui lapangan pekerjaan baru yang tercipta, ekspor ke berbagai negara juga peningkatan nilai tambah. Kondisi ini yang berusaha dikembangkan oleh Bekraf sejak 2015,” ujar Triawan, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Rabu, 29 November 2017.
Ditunjang oleh ilmu teknologi, pengetahuan, informasi dan inovasi yang mumpuni, Ekraf mampu memberikan dampak yang besar. Menurut hasil riset gabungan yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bekraf pada 2015, sektor ekraf berhasil menyerap 15,9 persen tenaga kerja dan menyumbangkan nilai ekspor sebesar Rp19,4 miliar.
“Untuk mengembangkan potensi Ekraf, Bekraf merangkul 16 sub-sektor usaha kreatif dalam arah kebijakan ekraf yang terdiri dari kreasi, produksi, distribusi, konsumsi, dan konservasi untuk menciptakan ekosistem yang baik di masa depan,” tuturnya.
Dalam implementasinya, Deputi Bekraf telah mengadakan berbagai kegiatan sepanjang 2016 dalam upaya untuk menciptakan ekosistem ekraf tersebut. Deputi Riset, Edukasi dan Pengembangan (Deputi I) sejak 2015 telah membangun pusat unggulan ekonomi kreatif serta menjalankan berbagai kegiatan yang tertuang didalamnya.
Deputi I juga telah meluncurkan aplikasi Bekraf Information System Mobile Application (BISMA) untuk mengumpulkan data para pelaku ekraf di Indonesia dan menawarkan berbagai keuntungan bagi para pelaku. Deputi I juga bertanggung jawab untuk membantu para pelaku ekraf membangun SDM yang menjadi kekuatan ekonomi kreatif.
“Tentunya melalui riset, edukasi, dan pengembangan. Sejak 2015, kami telah melakukan berbagai program seperti workshop dan bimbingan teknologi yang diselenggarakan di 25 kota dan diikuti oleh 3.160 peserta dari Mei hingga Oktober 2016,” ujar Abdur Rohim Boy Berawi selaku Deputi Riset, Edukasi dan Pengembangan (Deputi I). (MTV)