
JAKARTA, SUARADEWAN – Massifnya peredaran berita fiktif atau hoax di berbagai media sosial memunculkan kekhawatiran dan keprihatinan sejumlah baik. Tidak terkecuali dengan ulama kharismatik Kiai Haji Mustofa Bisri atau yang akrab disapa Gus Mus.
Berita hoax yang bernada fitnah dan ujaran kebencian sebut Gus Mus, harus dilawan. Caranya dengan tidak ikut menyebarkan luaskan berita bohong ataupun informasi yang keabasahan sumbernya tidak bisa dipertanggungjawabkan.
“Kadang kita ikut menyebarkan tanpa sengaja, ikut ‘meretweet’ disertai pertanyaan ‘ini hoax tidak ya?’, padahal itu sudah menyebarkan,” ungkap Gus Mus saat bertemu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat di Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Kabupaten Rembang, Jumat malam (3/3/17).
Gus Mus mengimbau masyarkat, khususnya pengguna media sosial agar lebih jeli dan selektif dalam memilah informasi yang beredar.
“Setiap media sosial sudah menyediakan fasilitas untuk menyaring, kalau tidak mau membaca ‘hoax’ ya dibisukan (mute), ‘unfollow’ atau cara lain yang telah disediakan,” terangnya.
Gus Mus juga mengakui bahwa dirinya kerap menjadi sasaran hoax. Ia mencontohkan banyak gambar yang memuat fhoto dirinya dengan menambahkan tulisan yang seolah-olah itu adalah perkataannya.
“Gambar-gambar saya ada di mana-mana disertai tulisan yang bukan omongan saya, yang kenal saya pasti tahu bahwa itu bukan saya,” sebut Gus Mus.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo juga mengungkapkan rasa pihatinnya dan mengajak masyarakat agar lebih bijak menggunakan media sosial untuk tidak ikut menyebarkan berita.
“Saya juga sering kena hoax, kena ‘bully’ juga. Semakin dijawab semakin dibully, saya kadang ketawa-ketawa sendiri membacanya,” kata Ganjar. (DD)