JAKARTA, SUARADEWAN.com – Fluktuasi kenaikan harga bahan pokok dan pakan tidak hanya dipicu oleh menguatnya nilai tukar dolar USA terhadap rupiah, hal ini dikatakan Bhima Yudhistira dalam diskusi publik “Menakar Harga Bahan Pokok dan Pakan” yang diselenggarakan Kaukus Muda Indonesia (KMI) di gedung Joang 45, Menteng – Jakarta, (25/9/2018).
“Tidak terlalu signifikan efek menguatnya dolar USA terhadap pangan. Tetapi ada faktor lain menyebabkan kenaikan harga bahan pokok dan pakan, misalnya harga BBM yang mencapai 80 USA perbarel, dan juga kenaikan harga minyak mentah dunia. Karena itu, ketika pakan mahal harga akan sulit dikendalikan,” papar Bhima Yudhistira
Bhima juga menambahkan bahwa, biaya logistik kita sangat kejam dan mahal, dan ini juga dibebankan kepada konsumen. Pada sisi lain, juga karena ketergantungan pemerintah terhadap impor, apalagi di antara Kementerian terkait tidak ada singkronisasi data. Ketika muncul masalah tidak diselesaikan di Rakor, padahal rakyat hanya butuh kepastian dan kesejahteraan bukan debat di publik yang tidak bermutu.
“Seharusnya kalau ada masalah, seperti ini sebaiknya diselesaikan di tingkat Rakor, bukan diumbar ke publik saling klaim data. Sebaiknya duduk bersama Kementerian Perdagangan, Bulog, Kementan di bawah koordinasi Menko Perekonomian,” ucap Bhima
Fluktuasi kenaikan harga bahan pokok dan pakan ini mesti disikapi secara serius oleh pemerintah, karena ini sektor Pangan menyangkut hajat hidup orang banyak. Negara jangan sampai gagal mengelola Pangan karena dapat memicu krisis di masyarakat, sebab kelaparan membuat orang bisa rasional.
“Karena itu, untuk menjaga stabilitas harga pangan dan pakan, saran saya kepada pak Jokowi tidak perlu berlebihan membangun infrastruktur, karena fungsi infrastruktur untuk menekan biaya logistik. Juga jangan sampai ada ketergantungan terhdap impor yang mencapai 30%,. Yang juga penting diperbaiki, tata kelola pangan, karena banyak sekali yang bermain di sektor pangan ini. Faktanya, sektor Pangan ini menjadi sumber rente paling diincar karena lebih kongkrit daripada main saham. Karenanya jangan sampai kita gagal mengelola sektor pangan, sebab Pangan menyangkut hajat hidup orang banyak, jika negara gagal, maka tidak menutup kemungkinan dapat memicu terjadinya mobilisasi manusia, sebab kelaparan itu menyebabkan manusia rasional,” tegas Bhima (th)