JAKARTA, SUARADEWAN.com – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyatakan, bahwa program deradikalisasi terhadap para napi terorisme berjalan dengan baik.
Menurut Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol. Hamidin, hal itu bisa dibuktikan dengan misalnya, berkurangnya kuantitas dan kualitas aksi teror mereka di Indonesia. “Faktanya memang demikian. Dulu para teroris bisa membuat bom seberat 1,2 ton saat terjadi Bom Bali. Dulu teroris berani melakukan bom bunuh diri. Sekarang dari beberapa aksi teror di Jalan Thamrin, di Samarinda, dan di Bandung, mereka hanya bisa membuat bom dengan daya ledak rendah,” kata Hamidin.
Menurut Hamidin, faktar diatas jelas menunjukkan bahwa program deradikalisasi yang dilakukan oleh BNPT berjalan sesuai dengan yang diharapkan. “Itu artinya, apa yang kami lakukan dengan program deradikalisasi berhasil mengurangi tingkat radikal para teroris, sehingga nyali mereka sekarang makin ciut,” imbuhnya.
Untuk diketahui, sejak BNPT berdiri 2010 lalu, lembaga ini sudah berhasil merehabilitasi ratusan napi terorisme dan mereka pun sudah di resosialisasi ke masyarakat. Bahkan mereka saat ini juga turut aktif membantu pemerintah dalam menjalankan program-program pencegahan terorisme, baik melalui dakwah,diskusi dan berbagai aktivitas lain di masyarakat. “Karena itu deradikalisali harus dilanjutkan, tentunya kualitasnya harus ditingkatkan dengan berbagai inovasi-inovasi sesuai dengan perkembangan yang terjadi,” tukas Hamidin.
Meskipun begitu, Hamidin juga mengakui, bahwa ada faktor kegagalan yang terjadi dalam proses deradikalisasi ratusan bahkan ribuan napi terorisme itu, tapi jumlahnya tidak banyak. Dia mengatakan minimal mereka yang kembali beraksi itu pemahaman radikalnya tidak sekuat dulu.
“Buktinya pelaku bom Bandung dan Samarinda tidak berani melakukan bunuh diri. Itu tandanya pemahaman jihad mereka sudah menurun karena takut mati. Dan itu ‘buah’ dari deradikalisasi,” jelas Hamidin. (ZA)