JAKARTA, SUARADEWAN.com – Peran pemerintah dalam program deradikalisasi sangat penting sebagai upaya untuk memberikan pemahaman dan suntikan moril kepada para tahanan kasus terorisme guna mencegah mereka kembali melakukan aksi teror.
“Peran pemerintah memang penting untuk mendukung program deradikalisasi ini. Bisa melalui pendekatan sosial dan ekonomi. Agar mereka merasa hidup di negerinya sendiri,” terang Irfan Idris, Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Pemberian pelatihan-pelatihan keahlian kerja bisa menjadi cara yang efektif agar saat keluar dari tahanan, para mantan pelaku teror bisa melanjutkan hidup mereka dengan memamfaatkan keahlian yang sudah mereka dapatkan saat di dalam penjara.
Selain itu, menurut Irfan pemahaman keagamaan yang lebih moderat dan ideologi kebangsaan harus diberikan secara intensif. Umumnya pelaku teror adalah mereka yang memiliki paham agama yang ekstrem.
“Kalau yang tidak, mereka akan rentan berkenalan lagi dengan kelompok radikal yang ingin mencuci otak, mengajak masuk surga (jihad) siapa yang tidak mau. Karena mereka tidak punya kerja dan harapan” sebut Irfan.
Kasus teror yang terjadi di Indonesia belakangan ini banyak melibatkaan mantan pidana terorisme. Menurut Irfan, Kembalinya para mantan narapidana dalam melakukan kejahataan yang serupa diakibatkan kerena tidak mendapat program deradikalisasi.
“Contohnya bom Thamrin (Afif) dan Cicendo (Yayat) itu semua eks teroris yang tidak mau program deradikalisasi,” pungkasnya. (DD)