JAKARTA, SUARADEWAN.com – Keberhasilan Kepolisian RI (Polri) dalam membongkar sejumlah kasus-kasus besar, seperti terorisme dan kriminalitas, menjadi faktor banyak kalangan bersikap optimis pada Polri.
Hal ini juga ditunjukkan oleh Perhimpunan Masyarakat Madani (Prima) yang menilai Polri akan segera membongkar kasus yang melibatkan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan sebagai korban penyiraman air keras beberapa waktu lalu.
“Selama ini Polri sudah terbukti membongkar berbagai kasus terorisme dan kriminalitas dengan cepat. Terakhir, kasus penyekapan di Pulomas,” ujar Ketua Presidium Priman Sya’roni, Jumat (14/4/2017).
Karenanya, pihaknya pun berharap Polri mampu bergerak cepat membongkar kasus kriminalitas yang membuat penyingkapan kasus korupsi e-KTP jadi terbengkalai itu.
“Mudah-mudahan kasus ini juga bisa dibongkar dengan cepat,” imbuh Sya’roni.
Seperti diketahui, desakan agar kepolisian mampu segera menangkap pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan, tak hanya muncul di Jakarta. Di berbagai daerah seluruh Indonesia juga marak.
Tak hanya meminta menangkap pelaku penyiraman, pihak kepolisian juga didesak untuk mengungkap siapa dalang di baling penyerangan terhadap Novel Baswedan.
Terkait harapan pegawai KPK kepada Presiden Joko Widodo untuk membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) kasus teror terhadap Novel, Sya’roni menilai permintaan tersebut sangatlah wajar.
“Permintaan pegawai KPK soal pembentukan TPF kasus penyerangan terhadap Novel Baswedan dapat dimaklumi agar kasus tersebut dapat dibongkar secara tuntas,” lanjutnya.
Bagi Sya’roni, permintaan tersebut tak lain sekadar pemantik untuk bagaimana pihak kepolisian mampu bekerja cepat dalam membongkar kasus yang terjadi secara tiba-tiba ini.
“Permintaan tersebut harus memacu Polri jika lembaganya mampu membongkar kasus tersebut dan sekaligus menepis keraguan dari para pegawai KPK. Untuk itu, Polri harus bergerak cepat,” ujarnya kembali. (ms)