BOGOR, SUARADEWAN.com — Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut tren penurunan angka kemiskinan di Indonesia relatif lamban. Pertumbuhan ekonomi tidak berbanding lurus dengan percepatan penurunan angka kemiskinan.
Deputi Bidang Statistik Sosial BPS M Sairi Hasbullah mengatakan, data per Maret 2017 menunjukkan angka kemiskinan di Indonesia sebesar 10,64 persen, atau 27,77 juta penduduk. Jumlah ini hanya turun sebesar 0,06 persen pada September 2016.
“Ekonomi kita tumbuh, tapi pengentasan kemiskinan masih lamban,” kata Sairi di Bogor, Jawa Barat, Sabtu 9 Desember 2017.
Catatan BPS, pada 2010 tingkat kemiskinan di Indonesia ada di angka 13,33 persen atau sekitar 31 juta penduduk. Maret 2011 turun menjadi 12,49 persen atau 30,12 juta penduduk. Maret 2012, ada di angka 11,96 persen atau 29,25 juta penduduk. Penduduk miskin lalu menurun 0,30 persen pada September 2012. Angka kemiskinan menjadi 11,66 persen atau 28,71 juta penduduk.
Maret 2013, penduduk miskin ada 28,17 juta orang atau 11,36 persen. September 2013 ada 28,60 juta orang atau 11,25 persen. Maret 2014, penduduk miskin tercatat sebanyak 28,28 juta orang atau 11,25 persen. September 2014 turun menjadi 27,73 juta orang atau 10,96 persen.
Baca juga:
- SMRC: Kemiskinan dan Pengangguran Bisa Membuat Jokowi Tersandung di Pilpres 2019
- Potret Kemiskinan, 12 Orang Huni Rumah 4×6 Meter Persegi
- Angka Kemiskinan Di Kawasan Timur Indonesia Masih Tinggi
- Kenapa Orang Kaya Makin Kaya Raya?
- 4 Orang Terkaya di Indonesia Setara dengan 100 Juta Penduduk Miskin
Maret 2015, terjadi peningkatan angka kemiskinan menjadi 28,59 juta orang atau, 11,22 persen. September 2015 turun lagi ke angka 11,13 persen atau 28,51 juta orang. Angka kemiskinan kembali turun di angka 10,86 persen atau 28,01 juta orang pada Maret 2016. Terjadi penurunan lagi sekitar 0,16 persen pada September 2016, angkanya menjadi 10,70 persen atau 27,76 juta penduduk miskin.
Kemudian, BPS juga mencatat ketimpangan angka kemiskinan antar-provinsi di Tanah Air masih tergolong tinggi. Misalnya, Papua dan DKI. Sairi mencatat, angka kemiskinan DKI sebesar 3,77 persen, sedangkan Papua mencapai 27,62 persen.
Disparitas alias perbedaan angka kemiskinan antara perkotaan dan pedesaan juga masih timpang. Sairi menyebut, Tangerang Selatan dan Badung menjadi kota dengan angka kemiskinan terendah di Indonesia. Angka kemiskinan di Tangerang Selatan ada di kisaran 2 persen, dan Bandung 3 persen.
“Tapi Meranti di Riau, angka kemiskinan masih 31 persen, Nias Utara dan Selatan juga kisaran 30 persen,” ujarnya. (MNC)