Bung Saspri Mendukung Langkah Penggulingan OSO

JAKARTA, SUARADEWAN.com – Gonjang-ganjing semakin terlihat pada Partai Hati Nurani Rakyat (HANURA) dibawah kepemimpinan Oesman Sapta Oedang atau yang lebih dikenal sebagai OSO.

Ketua Umum yang terpilih pada bulan februari 2016 ini digugat kader-kader Hanura dari Ranting, Cabang hingga pusat. Hal tersebut lantaran dinilai gaya kepemimpinan OSO menerapkan kebijakan-kebijakan politik ala premanisme.

Bung Saspri salah satu kader asal Rokan Hilir yang saat ini berproses di DPP Hanura mengatakan bahwa DPP Hanura harus segera memenuhi permintaan pengurus DPD dan DPC untuk melaksanakan Munaslub guna menggantikan OSO.

“Menurut saya langkah penggulingan OSO ini sudah tepat. Bukan karna kepentingan kekuasaan semata namun ini terlahir dari arus Permintaan pengurus DPD dan DPC sehingga kewajiban pengurus DPP untuk menindaklanjuti nya,” rilis Saspri kepada suaradewan.com, Selasa (16/01).

Saspri menambahkan bahwa telah ada 27 DPD dan 400 DPC yang melayangkan mosi tidak percaya kepada kepemimpinan OSO, ini menurutnya sudah sangat memenuhi syarat untuk mengambil langkah segera diadakannya Munaslub.

“Dan langkah-langkah yang kita ambil benar-benar mengacu kepada AD/Art partai Hanura,” pungkas Saspri.

OSO yang merupakan Ketua DPD RI dinilai hanya mengakomodir loyalisnya yang sebagian besar berasal dari Anggota DPD RI. Sementara banyak pengurus daerah diancam dan terancam dipecat hanya untuk memenuhi ambisi OSO ini.

Apalagi menurutnya, gaya premanisme dalam mengatur partai mulai meresahkan pengurus partai dari tingkat pusat hingga daerah.

“Sifat arogansi OSO tidak menunjukkan ketauladanan pimpinan partai. Karna kader partai hanura kader-kader pejuang yang tanpa ada balasan dan bayaran apapun,” tulis Saspri.

Dengan ancaman dan kebijakan yang semena-mena dari kepemimpinan OSO ini menunjukkan bahwa OSO menerapkan gaya kepemimpinan premanisme yang jauh dari slogan awal terpilihnya sebagai Ketua Umum yakni Structure, System, Strategy, Skill, Speed & Target

“Seharusnya para pimpinan partai di daerah-daerah kita berikan apresiasi karna mereka besarkan partai tanpa ada rasa lelah, dan Partai Hanura adalah wadah tempat prosesnya pengabdian para politisi muda bukan ancaman-ancaman belaka yang membuat kekatakutan para kader-kadernya di daerah,” tutur Saspri dalam rilisnya.

Ditambah hasil survey dari lembaga-lembaga survey nasional memperlihatkan posisi Hanura hanya di bawah satu Persen. Ketidakpastian masa depan partai semakin membuat partai Hanura tertinggal menjelang pilkada 2018 dan Pilpres 2019. (aw/ss)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 728x90