Digempur AS dan Sekutu, Rusia dan Iran Bela Suriah

JAKARTA, SUARADEWAN.com — Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Jumat (14/4), memerintahkan pelaksanaan serangan dengan menargetkan fasilitas senjata kimia Presiden Suriah Bashar al-Assad. Perintah itu sebagai tanggapan atas terjadinya serangan gas beracun pekan lalu, yang menewaskan setidaknya 70 orang.

Trump mengatakan operasi gabungan dengan Prancis dan Inggris sedang bergerak menuju sasaran. Mereka siap melanjutkan tindakan itu sampai Suriah menghentikan penggunaan senjata kimia.

Ketika Trump berbicara, sejumlah ledakan terdengar di Damaskus. “Tujuan aksi kita malam ini adalah untuk membuat pencegahan kuat terhadap produksi, penyebaran dan penggunaan senjata nuklir,” kata Trump.

Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia, dalam sebuah pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB pada Jumat kemarin, menuduh AS mengadopsi kebijakan untuk melancarkan skenario militer terhadap Suriah. Ia menilai retorika AS terkait Suriah tak dapat ditoleransi dan memiliki dampak besar bagi keamanan global.

Baca juga:

Pekan lalu, serangan gas beracun terjadi di Douma, Suriah. Serangan yang diduga menggunakan senjata kimia itu dilaporkan menewaskan sedikitnya 70 orang. Pemerintah Suriah dituduh bertanggung jawab atas terjadinya serangan tersebut. Namun tuduhan segera dibantah, termasuk oleh sekutunya, Rusia.

Sementara itu Pemerintah Iran mengecam serangan udara yang dilancarkan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya ke Suriah. Iran menilai AS dan sekutunya harus memikul tanggung jawab atas konsekuensi serangan di kawasan tersebut.

“Tidak diragukan lagi, AS dan sekutunya, yang mengambil tindakan militer terhadap Suriah meskipun tidak ada bukti yang terbukti (penggunaan senjata kimia) akan memikul tanggung jawab atas konsekuensi regional dan trans-regional dari petualangan ini,” kata Kementerian Luar Negeri Iran dalam sebuah pernyataan, Sabtu (14/4).

“Iran menentang penggunaan senjata kimia berdasarkan standar agama, hukum, dan etika. Sementara pada saat yang sama sangat mengutuk (menggunakan hal ini) sebagai alasan untuk melakukan agresi terhadap negara yang berdaulat,” ujar Kementerian Luar Negeri Iran.

Iran diketahui telah menjadi sekutu pendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad. Iran membantu Assad dalam memerangi kelompok pemberontak yang menentang kekuasaannya sejak 2015. Selain Iran, Rusia turut membantu Assad melakukan hal ini.

Hingga saat ini belum ada laporan tentang jatuhnya korban jiwa akibat serangan ketiga negara. Namun fasilitas penelitian ilmiah Suriah yang berada di Damaskus dilaporkan telah hancur akibat serangan AS dan sekutunya. (rts)

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 728x90