JAKARTA, SUARADEWAN.com – Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyempatkan memberi pesan pasca dirinya mengalami perlakuan pengusiran dari sekelompok orang di Masjid At Tin.
Djarot yang saat itu akan menghadiri undangan Haul Soeharto dan Peringatan Supersemar ke-51, diteriaki dengan kata-kata yang tidak patut. Intinya, ia diusir dan tidak diperkenankan untuk ikut dalam acara bertajuk “Dzikir dan Shalawat Untuk Negeri”.
Terhadap perlakuan itu, Djarot menitip pesan. Pesan itu sendiri tidak ditujukan untuk para pembencinya, melainkan untuk dirinya sendiri, baik secara pribadi maupun sebagai kanditat petahana di Pilkada DKI Jakarta.
“Tidak, itu pesan bukan kepada mereka, tetapi pesan kepada diri saya sendiri untuk selalu sabar, tawakkal, dan ikhlas,” kata Djarot.
Baginya, kesabaran dan keikhlasan harus tetap tercermin untuk melaksanakan sesuatu dengan wajah yang sejuk. Hal ini menurutnya adalah tuntutan dalam ajaran agama Islam.
“Bahwa Islam itu mengajak bukan mengejek. Bahwa Islam itu diturunkan oleh Allah swt sebagai satu rahmat bagi seluruh umat manusia. Islam itu mengayomi bukan mengadu-domba, bukan memusuhi. Islam itu benar-benar penuh dengan kasih dan sayang, bukan penuh dengan benci, dengki, dan dendam,” terang Djarot tenang.
Ia pun mencontohkannya dengan alasan hadirnya Rasulullah di muka bumi. Bahwa Rasulullah, lanjut Djarot, turun untuk menyempurnakan akhlak manusia.
“Kalau yang akhlaknya seperti itu (bertentangan dengan akhlak yang diserukan Rasulullah), berarti kita mesti sama-sama belajar. Kita masih perlu banyak belajar. Bangsa kita ini perlu belajar banyak untuk membangun semangat keindonesiaan kita,” imbuhnya.
Dan meski mendapat perlakuan yang tidak adil sebagai warga muslim, Djarot tetap mengedepankan sikap yang bijak dengan memaafkan dan mendokan para pembencinya itu.
“Saya memaafkan dan mendoakan agar saudara-saudara kita itu dibukakan pintu hatinya dari kegelapan. Kemudian diberikan pencerahan dan hidayah supaya benar-benar mampu membangun ukhuwah islamiyah, persaudaran sesama umat Islam, membangun persaudaran sesama warga negara, ukhuwah wataniah, dan ukhuwah basariah. Bukankah itu adalah ajaran Islam juga?” terang Djarot. (ms)