SUARADEWAN.com – Menghadapi flu burung yang terdeteksi telah menjangkit kembali, Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta memberlakukan prosedur biodekuriti untuk mencegah penularan flu burung lebih luas.
Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta, Suharini Eliawati mengatakan hal tersebut dalam diskusi pencegahan flu burung pada Kamis, 2 Maret 2023.
“Kami melaksanakan prosedur biosekuriti di sentra peternakan unggas, pengiriman, bahkan ketika menurunkan dan menaikkan ternak,” kata Suharini.
Suharini mengatakan pihaknya dalam kewaspadaan penuh, apalagi mengingat kebutuhan unggas di Provinsi DKI Jakarta mencapai sejuta ekor per hari.
Adapun DKI Jakarta sendiri bukan produsen unggas ternak. Untuk memenuhi kebutuhan, unggas selalu didatangkan dari daerah lain. Pengawasan terhadap unggas yang masuk ke Jakarta pun diperketat.
Salah satu pengawasan yang dilakukan adalah memeriksa surat asal unggas yang diangkut masuk ke Jakarta.
“Surat keterangan hewan dari daerah asal itu menjadi syarat yang sangat penting. Sehingga menjadi kewaspadaan dan atensi semua,” jelasnya.
Perhatian kewaspadaan juga diujukan kepada petugas enam rumah potong hewan (RPH) yang terdapat di Jakarta.
“Di DKI ada enam RPH unggas. Keluar masuknya itu pasti akan menjadi sesuatu yang perlu kami waspadai bersama karena petugas bisa menjadi carrier (pembawa virus),” lanjutnya.
Biosekuriti juga diimbau kepada setiap peternak atau penampung hewan unggas. Meliputi penjagaan kebersihan dan perlakuan desinfektasi, serta mengenakan masker saat bersentuhan dengan unggas.
Dinas KPKP juga telah mengimbau masyarakat untuk segera melaporkan kepada dinas jika ada unggas yang mati mendadak.
Suharini mengatakan gejala flu burung pada unggas meliputi jengger berubah menjadi merah kehitaman atau biru. Jengger tersebut dapat membengkak, dan sering disertai pendarahan kental pada ujungnya.
Pendarahan unggas juga dapat terjadi pada kulit yang tidak ditumbuhi bulu, misalnya tulang kering pada kaki.
Unggas juga dapat ditemukan mati mendadak dalam jumlah banyak tanpa ada tanda-tanda sakit atau hanya dengan gejala sedikit berupa kelumpuhan.***