JAKARTA, SUARADEWAN.com – Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan bahwa Indonesia harus mewaspadai efek dari perjanjian trisula negara persemakmuran Inggris di Asia Tenggara. Ia memperingatkan bahwa efek tersebut besar kemungkinan akan berpengaruh pada persaingan ekonomi dan ketahanan negara.
“Tiga negara persemakmuran Inggris sangat kompak dalam berbagai hal. Indonesia yang menjadi negara tetangganya harus mewaspadai. Apalagi belum lama ini ketiga negara tersebut melakukan latihan militer bersama secara besar-besaran,” ujar Gatot saat memberi kuliah umum di Universitas Islam Negeri (UIN) Suska Riau di Pekanbaru, Rabu (5/4/2017).
Adapun tiga negara yang tergabung dalam trisula persemakmuran Inggris yang dimaksud, di antaranya adalah Malaysia, Singapura, dan Australia. Ketiganya merupakan negara-negara Five Power Defence Arragement (FFDA) yang bagi Gatot menyimpan kerawanan yang patut menjadi perhatian serius bangsa Indonesia.
“Apalagi posisi geopolitik Indonesia berada di tengah negara-negara FFDA,” imbuhnya.
Memang, secara geografis, di sebelah utara Indonesia ada negara Malaysia dan Singapura di sisi baratnya. Sementara di sebelah selatan ada Australia dan Selandia Baru. Dan tiga dari empat negara tersebut, yakni Malaysia, Singapura, dan Australia, pernah memiliki sejarah hubungan bilateral yang kurang harmonis dengan Indonesia.
“Pada tahun 1963, Presiden Indonesia pertama, Soekarno, pernah menyatakan ‘Ganyang Malaysia’. Kemudian pada tahun 2002, Malaysia memenangkan status Ligitan dan Sipadan yang sebelumnya milik Indonesia,” terang Gatot.
Untuk itulah mengapa Jenderal TNI ini menghimbau agar Indonesia untuk senantiasa selalu waspada. Sebab ini tidak hanya menyangkut persoalan persaingan ekonomi, melainkan juga akan berefek pada ketahanan negara Indonesia sendiri jika dibiarkan tanpa upaya antisipasi. (ms)