JAKARTA, SUARADEWAN.com – Greenpeace Indonesia menyoroti kebijakan pemerintah Jawa Tengah terkait PLTU Batubara. Seperti dalam unggahan Instagramnya @greenpeaceid menyebutkan bahwa kebijakan tersebut menyengsarakan warga Batang, Jawa Tengah.
“Sudah belasan tahun warga Batang, Jawa Tengah, berteriak menolak PLTU, namun tak kunjung didengar oleh pemerintah. Pemerintah daerah tutup mata, pemerintah pusat tutup kuping. Padahal Gubernurnya punya slogan “Tuanku, ya rakyat. Gubenur cuma mandat” di bio akun sosial medianya,” tulisnya.
Menurutnya, banyak penderitaan yang dirasakan warga Jawa Tengah akibat kebijakan itu. Ditambah lagi dengan kenaikan harga bahan minyak untuk melaut.
“Derita demi derita dilalui oleh warga Batang semenjak kehadiran PLTU Batubara di wilayah tempat tinggalnya. Sekarang pun mereka semakin terdesak dengan naiknya harga bahan minyak untuk melaut,” tutur Greenpeace Indonesia dalam instragramnya.
Menurutnya, bergantung pada energi fosil hanya menambah kesengsaraan rakyat.
“Ketergantungan pada energi fosil seperti batubara dan minyak bumi hanya akan memberikan kesengsaraan yang lebih bagi masyarakat,” tulinya lagi.
Greenpeace Indonesia menyarankan agar Indonesia segara beralih pada energi terbarukan yang ramah lingkungan. Apalagi hal itu akan menjadi kesepakatan di G20.
“Indonesia harus segera beralih menggunakan energi terbarukan. Sanggupkah Indonesia menjadi pelopor dalam kesepakatan untuk beralih ke energi terbarukan di G20? jika masih tergantung pada energi fosil, Bumi kian rusak rakyat makin terdesak,” pungkasnya. ***