SAMARINDA, SUARADEWAN.com – Panas dingin suhu politik menjelang pelaksanaan pilkada serentak pada tahun 2018 nanti kian terasa. Demikian juga yang terasa di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) sebagai salah satu daerah yang akan melaksanakan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur tahun 2018 nanti.
Pelaksanaan pilkada memang mengundang perhatian dan persiapan dari berbagai pihak. Di Kaltim sendiri sudah banyak figur yang bermunculan untuk mencalonkan diri sebagai calon Gubernur, maupun calon Wakil Gubernur.
Belum lama ini, Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak menyinggung munculnya calon kandidat di pilkada tersebut. Tetapi yang menarik perhatian banyak khalayak umum, ketika munculnya sentilan sang Gubernur terhadap Kapolda Kaltimtara yang menurutnya, menggunakan atribut untuk melakukan sosialisasi untuk kepentingan pencalonan dirinya dalam pilkada Gubernur Kalimantan Timur (seperti yang di kutip dari laman berita Koran Kaltim).
Hal ini mendapat tanggapan langsung dari Kapolda Kaltim, menurutnya sosialisasi yang dilakukan hanyalah sebatas menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai kapolda, yaitu sosialisasi penyalahgunaan Narkoba dan meningkatkan keamanan bersama.
Sentilan Gubernur Kaltim kepada Kapolda ini turut dikomentari Forum Lintas Mahakam (Folim) yang menilai pernyataan yang di lontarkan Gubernur Kaltim adalah politis, tidak tepat sasaran dan cenderung menutupi realitas yang sebenarnya.
“Pernyataan Gubernur ini saya kira sangat politis, tidak tepat sasaran dan cenderung menutupi realitas, dimana secara terang terangan Gubernur Kaltim mempromosikan Sekprov Kaltim Bapak Rusmadi Wongso untuk maju di Pilkada Prov Kaltim bahkan membiarkan Rusmadi berkampanye dan melakukan kegiatan pemerintah dalam rangka sosialisasinya sebagai calon Gubernur Kaltim”, ucap Basri Koordinator Folim di Samarinda (23/9).
Menurut Basri, sosialisasi yang dilakukan oleh Kapolda masih dalam koridor menjalankan tugas dan wewenang sebagai Kapolda, tidak seperti yang dituduhkan oleh Gubernur melakukan sosialisasi untuk kepentingan pencalonan dirinya dalam pilkada Gubernur Kalimantan Timur.
“Jelas pernyataan Gubernur ini tidak tepat sasaran, apa yang dilakukan oleh Kapolda masih dalam koridor tugas dan wewenang sebagai Kapolda. Tidak ada yang salah dari sosialisasi yang dilakukan seperti melakukan sosialisasi penyalahgunaan narkoba, dan dalam rangka meningkatkan keamanan bersama di Kaltim. Bahkan dalam berbagai kesempatan beliau menjadi khotib di masjid-masjid. Apa yang salah dari itu?”, tutup Basri. (AW)