JAKARTA, SUARADEWAN.com – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) kembali memperlihatkan komitmennya dalam upaya penanganan tindak pidana terorisme. Untuk melawan dan menghadapi terorisme, ungkapnya, sejumlah strategi sudah dipersiapkan.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius dalam forum internasional Exhibition of Homeland Security 7th Edition di Singapura, Kamis (6/4/2017).
“Kami akan melibatkan para mantan kombatan yang sudah bertobat untuk menyempurnakan program deradikalisasi, baik bagi narapidana terorisme di dalam lembaga pemasyarakatan (Lapas) maupun mereka yang sudah bebas,” kata Suhardi.
Selain itu, BNPT juga akan memberikan pelatihan keterampilan kewirausahaan bagi keluarga mantan teroris dan beasiswa bagi anak-anak mereka. Upaya ini dilakukan agar mereka agar mereka tidak terpinggirkan dan bisa diterima masyarakat.
“Kami juga merangkul organisasi kemasyarakatan (ormas) moderat terbesar di Indonesia, NU dan Muhammadiyah untuk meluruskan pemahaman keagamaan yang selama ini keliru ditafsirkan para mantan tersebut,” imbuhnya.
Tentu, upaya yang demikian ini sangat diharapkan mampu mencegah mereka kembali lagi ke jaringan lamanya.
Seperti diketahui, terorisme merupakan ancaman global. Sehingga, lanjut Suhardi, dibutuhkan adanya kerja keras negara-negara internasional, khususnya bagi peserta yang menghadiri forum internasional tersebut.
“Sama dengan yang terjadi di negara Anda, kami juga menghadapi ancaman kelompok radikal, ISIS. Mereka sangat aktif merekrut warga Negara Indonesia menjadi bagian mereka dan ikut berperang di Suriah dan Irak sebagai FTF (foreign terrorist fighters),” ungkapnya menegaskan.
Semua itu, terang Suhardi, merupakan strategi BNPT dalam upaya penanganan terorisme, yang tidak hanya berlaku bagi Indonesia, melainkan juga harus berlaku di negara-negara dunia lainnya, terutama negara-negara peserta Exhibition of Homeland Security 7th Edition. (ms)
