HIPPI Gandeng Koorporasi Internasional untuk Perkuat Pengusaha Perempuan Indonesia

Suryani S Motik, Ph.D (Ketua Umum DPP HIPPI)

JAKARTA, SUARADEWAN.com – Laporan Mastercard Index of Women Entrepreneurs (WIME) menempatkan Indonesia pada peringkat 32 dari 54 negara dalam indeks pengusaha perempuan. Kondisi yang kurang kondusif tersebut sejalan dengan porsi perempuan sebagai pemilik usaha di Indonesia. Baru 23,8% dari pemilik bisnis di Indonesia adalah perempuan.

Namun jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, kondisi perempuan dalam bidang ekonomi kini telah lebih baik. Ini lantaran banyak perempuan telah terjun sebagai pengusaha di unit usaha kecil mikro dan menengah (UMKM). Itu menjadikan posisi mereka kini lebih mandiri.

HIPPI (Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia) yang selama dua periode kepengurusan dipimpin oleh Ibu Suryani S.F Motik, Ph.D seorang pengusaha perempuan Indonesia yang sukses, memang selama ini fokus pada penguatan UMKM dan Pemberdayaan Pengusaha Perempuan Indonesia dalam waktu dekat ini akan menyelenggarakan Woman Business Forum dengan menggandeng Koorporasi International sebagai mitra seperti IFC (International Finance Corporation), ITC (International Trade Center), dan UN Global Compact Network Indonesia.

Kegiatan yang dilaksanakan sebagai bagian dari peringatan Women’s International Day ini, menurut Suryani panggilan akrab Ketum HIPPI adalah sebagai upaya untuk penguatan pengusaha perempuan Indonesia agar bisa lebih kuat dan mandiri.

“Forum ini bertujuan untuk  membangun jaringan antara perempuan pengusaha UMKM dengan perusahaan besar dalam menciptakan supply chains yang berkelanjutan dan inklusif. Perempuan pengusaha akan mendapatkan komitmen pemberian kesempatan dan akses dari Corporate serta penjelasan tentang kualifikasi, persyaratan dan prosedur untuk memasuki supply chains mereka. Pada forum speed dating, Perempuan Pengusaha akan dapat leluasa menanyakan perihal tersebut kepada perwakilan Corporate yang akan hadir nanti”.

Jika dibandingkan dengan Pengusaha Laki-laki, memang diakui bahwa pengusaha perempuan memiliki perbedaan akses terhadap modal dan pemasaran menyulitkan perempuan untuk memulai bisnis dan mengembangkan usahanya.

“Masih ada perbedaan dalam akses modal, tetapi modal bukanlah masalah utama, yang jadi permasalahan utama adalah perempuan di Indonesia cenderung kurang lihai atau merasa terbatas oleh hambatan budaya dalam mengembangkan jaringan untuk melakukan pemasaran dibandingkan laki-laki, mengingat pemasaran adalah salah satu problem terbesar dari perempuan UKM, maka melalui kegiatan ini diharapkan mampu memberikan solusi bagi pelaku UKM khususnya perempuan” ujar Ketum HIPPI. 

Kegiatan Woman Busines Forum ini akan dilaksanakan pada 22 Maret 2017 mengambil tempat di Graha Niaga Sudirman Jakarta Pusat, mengangkat tema; Sustainable and Inclusive Chains: Increasing the Access of Indonesian Women-Owned, akan diikuti oleh perwakilan dari Sarinah Jaya, Hilton, Wardah, Sariayu Martha Tilaar, Unilever, Hypermart, Ranch Market, Martina Berto, Nestle, Gajah Tunggal dan APP. Serta juga melibatkan Petinggi dari ITC, IFC, Hypermart, dan Yayasan Unilever Indonesia sebagai Panel Discussion pada kegiatan tersebut. (SD)

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 728x90