JAKARTA, SUARADEWAN.com – Kedatangan Tenaga Kerja Asing (TKA) di Bandar Udara Haluoleo pada Minggu (15/04/2020) menuai polemik, setelah salah seorang warga merekam kedatangan puluhan TKA yang berkewarganegaraan Cina tersebut.
Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara Brigjen Pol Merdisyam mengklarifikasi hal tersebut dimana dirinya menegaskan WNA tersebut merupakan pekerja yang sudah ada di Indonesia dan mendarat di Bandara Haluoleo setelah memperpanjang visa di Jakarta.
Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Hersan, menilai pernyataan Kapolda membingungkan publik dimana Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham RI Sulawesi Tenggara, Sofyan memberikan pernyataan yang berbeda.
“Dari Kemenkumham jelas bahwa TKA tersebut Warga Negara Tiongkok yang keluar dari Thailand pada tanggal 15 Maret 2020 berdasarkan cap tanda keluar Imigrasi Thailand yang tertera pada paspor. Dan benar pada tanggal 15 Maret 2020 Warga Negara Tiongkok tersebut mendarat di Bandara Soekarno Hatta. Itu pernyataan Kakanwil Kemenkumham” ungkapnya
Lebih lanjut Hersan menilai bahwa kedatangan TKA China tersebut terkesan ditutupi, padahal Indonesia belum mengambil sikap untuk Lockdown.
“Inikan terkesan ditutup-tutupi, masyarakat pasti akan bertanya ada apa, yang jelas apa yang disampaikan Kapolda Sultra sangat berbeda dari Kakanwil Kemenkumham RI Sultra” tambahnya
Menurutnya ada kekhawatiran masyarakat ditengah kondisi dimana semakin meluasnya wilayah yang terjangkit Covid-19 ini, kedua lembaga negara memberikan pernyataan yang berbeda tentunya ini menjadi pertanyaan besar bagi masyarakat, karena mereka menganggap hal itu tidak sejalan dengan upaya pemerintah dalam mencegah merebaknya virus novel Corona tersebut.
“Sangat wajar di tengah kondisi masyarakat yang dikhawatirkan akan virus ini, mereka merespon dengan hal seperti itu. Apa lagi diketahui virus ini pertama kalinya muncul di Wuhan, Cina. Kalau TKA yang tiba kemarin dijamin aman setelah dilakukan tindakan seperti pemeriksaan dan lainnya serta dinyatakan tidak terinfeksi seharusnya terbuka saja ke publik, toh memang sampai hari ini Pemerintah Pusat belum mengambil tindakan untuk Lock Down” tutupnya. (aw)