JAKARTA, SUARADEWAN.com – Setidaknya ada 31 korban tewas pasca ledakan bom yang terjadi di Kairo, Mesir, Minggu (9/4/2017). Diketahui, ledakan tersebut terjadi atas dua Gereja Koptik, yakni Gereja St. Markus di Iskandariyah (6 orang korban) dan Gereja Mar Gigris atau St. George (25 korban) di Kota Tanta yang berada terpisah sejauh 120 km.
Menurut sekretaris kepala Gereja Koptik Paus Tawadros II, serangan bom tersebut diduga berasal dari bom bunuh diri kelompok teroris.
“Bisa jadi bom itu sudah dipasang di dalam gereja atau pembom bunuh diri yang meledakkan diri,” ujarnya.
Tak berselang lama setelah itu, ISIS pun menyampaikan klaimnya bahwa pihaknya lah yang melakukan itu dan bertanggung jawab atas insiden tersebut.
“Regu keamanan ISIS melancarkan dua serangan terhadap dua gereja di Kota Tanta dan Iskandariyah,” demikian pernyataan disampaikan melalui kantor berita Amaq yang berafiliasi dengan kelompok tersebut.
Insiden brutal tersebut pun sontak mendapat reaksi kecaman.
“Mengecam brutalitas yang kejam dan tak masuk akal,” tegas Uskup Gereja Ortodoks Koptik di Inggris, Uskup Angaelos.
Presiden Mesir Abdul Fatta al-Sisi pun langsung memerintahkan pengerahan tentara ke tempat-tempat penting di negara itu. (ms)