Jika Ingin Berpolitik Praktis, Jenderal Gatot Nurmantyo Sebaiknya Mundur Jadi Panglima TNI

JAKARTA, SUARADEWAN.com – Isu seputar keterlibatan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dalam sejumlah kegiatan bernuansa politik praktis terus menyeruak. Kabar ini mendorong beragam kalangan untuk meminta Gatot mundur dari jabatannya.

“Panglima harus tunduk dan taat terhadap presiden. Apalagi Indonesia tidak mengenal TNI terlibat dalam politik praktis,” ujar komunikasi politik Maksimus Ramses Lalongke di Jakarta, Selasa (4/7/2017).

Maksimus menduga kuat bahwa safari yang dilakukan Gatot belakangan ini ke kampus-kampus, ormas, dan pesantren, merupakan safari politik untuk kepentingan Pilpres 2019. Apalagi diketahui bahwa pernyataan-pernyataan sang jenderal, kerap diikuti dengan statement-statemen politik yang menjurus.

“Kegiatan yang bernuansa politik praktis tidak bisa dilakukan. Jadi masalah jika (Panglima TNI) menggerakkan massa dan mengarahkan kekuatan politik untuk kepentingan diri sendiri,” ujarnya.

Memang, netralitas TNI adalah hal yang patut dijaga. Jika sang jenderal malah menggunakan kekuasaannya demi kepentingan pribadi, maka tak salah jika mundur dari jabatan selaku pimpinan adalah pilihan yang patut direalisasikan.

Sebelumnya, nama Gatot juga terang disebutkan dalam upaya pemufakatan makar hasil investigasi dari jurnalis Amerika Serikat Allan Nairn. Dalam Trump’s Indonesian Allies in Bed with ISIS-Backed Militia Seeking to Oust Elected President, Gatot disebut terlibat serta dengan sejumlah pihak yang berniat menggulikan Presiden Joko Widodo. (ms)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 728x90