SUARADEWAN.com – Presiden Jokowi mengingatkan bahwa daerah bisa meniru pemerintah pusat dalam pengadaan dana abadi.
Dana abadi berasal dari Dana Bagi Hasil dengan nilai yang besar. Ini berasal dari Pendapatan Asli Daerah.
Pendapatan Asli Daerah yang tidak terpakai dapat disimpan dan diinvestasikan dalam Indonesia Investment Authority (INA).
Presiden Jokowi mengatakan bahwa APBD yang mengendap di bank hingga akhir tahun berjumlah 123 triliun rupiah. Sisa APBD yang belum digunakan atau SILPA (Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran) dapat digunakan untuk membeli produk-produk buatan dalam negeri. Bahkan hal ini sangat disarankan.
“Saya juga mengingatkan pentingnya membelanjakan APBD untuk membeli produk-produk buatan dalam negeri. Saat ini, realisasi belanja produk dalam negeri dari APBN maupun APBD masih 61%.
Saya berharap belanja produk dalam negeri dengan APBN dan APBD terus meningkat,” tutur Jokowi dalam Rakornas di Bogor, 19 Januari 2023.
Dana abadi yang tersimpan di INA disebut sebagai sovereign wealth fund.
Presiden Jokowi memang sedang menekankan pentingnya investasi. Investasi, tutur beliau, adalah salah satu kunci pertumbuhan ekonomi nasional 2023.
Presiden Jokowi juga menuturkan bahwa ada dua permasalahan yang dihadapi Indonesia dalam investasi.
Pertama, masalah tata ruang atau Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR). Permasalahan ini terutama harus segera diusahakan oleh separuh daerah di Indonesia yang belum menyelesaikannya.
Yang kedua, lambannya sistem Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) yang dahulu disebut Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Presiden Jokowi menegur para kepala daerah mengenai lambannya cara kerja dalam memproses PBG.
“Para kepala daerah se-Indonesia saya minta segera menyelesaikan dua masalah tersebut.
Apalagi saat ini telah terjadi pemerataan investasi di mana 53 persen investasi pada tahun 2022 berada di luar Pulau Jawa, dan investasi tahun 2022 berhasil mencapai Rp1.207 triliun dari target sebesar Rp1.200 triliun,” jelas Presiden Jokowi. ***