Kader Menyoal Politisasi HMI, Ketum PB: Pahami Tafsir Independensi

JAKARTA, SUARADEWAN.com – Beredarnya foto Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Mulyadi P. Tamsir yang mengenakan kaos Anies-Sandi dalam aksi jalan sehat bersama pasangan calon Anies Baswedan-Sandiaga Uno, mengundang tanda tanya di kalangan kader HMI sendiri.

Keterlibatan sang Ketua Umim ini dinilai sebagai bentuk dukungan terhadap salah satu paslon di Pilkada DKI Jakarta, sekaligus telah melanggar aturan main dalam AD/ART HMI tentang independensi.

“Kita sangat menyayangkan aksi Ketum yang ikut dalam kegiatan itu, apalagi sampai mengenakan seragam berlogo salah satu Paslon Gubernur DKI. Sebab Ketua Umum itu simbol organisasi. Dan sebagai simbol sudah selayaknya harus menjaga marwah HMI agar tetap independen dan tidak terlibat dalam kegiatan politik praktis,” tegas Ketua HMI Komisariat Sospol Cabang Baubau, Sulawesi Tenggara, Muh. Zahir Rahman.

Zahir juga menilai bahwa aksi Mulyadi ini merupakan contoh sesat bagi seluruh kader HMI se-Indonesia. Baginya, Ketum telah melanggar Pasal 6 AD/ART HMI yang menegaskan bahwa independensi adalah watak dan sifat dari HMI.

“Ketua Umum secara jelas telah melanggar Pasal 6 AD/ART HMI tentang independensi. Sehingga yang bersangkutan harus mundur dari jabatannya. Miris jika melihat marwah lembaga ini dirusak oleh orang yang tidak bisa mengekang syahwat politiknya seperti itu,” terang Zahir kembali.

Mengetahui hal itu, Mulyadi P. Tamsir akhirnya memberikan tanggapan dan klarifikasinya. Ia mengaku tak merespon isu ini secara cepat karena ia ingin mengetahui terlebih dahulu sejauh mana pengertian dan pemahaman kader HMI terhadap tafsir independensi organisasi kemahasiswaan ini.

Next

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 728x90