JAKARTA, SUARADEWAN.com – Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian geram dengan budaya kekerasan yang ternyata masih menjangkiti dunia pendidikan kedinasan Akademi Kepolisian (Akpol). Pasalnya, Rabu (17/5) dini hari lalu seorang Taruna Tingkat II di Akpol Semarang, Jawa Tengah, mengalami kekerasan hingga meregang nyawa.
Mohammad Adam (20) tewas diduga karena dianiaya sejumlah seniornya dalam rangka pemberian hukuman kesalahan. Padahal, Kapolri Tito dalam kunjungannya Februari 2017 lalu ke Akpol Semarang sudah meminta para pengasuh dan 1.200 taruna Akpol untuk menghentikan budaya kekerasan.
“Tentang kejadian Taruna Akpol, saya menyesalkan peristiwa itu, karena beberapa bulan lalu saat saya kunjungan ke Akpol, saya tegaskan ke seluruh Taruna dan pengasuh supaya budaya kekerasan pemukulan enggak boleh terjadi lagi,” kata Tito di Perguran Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta, Kamis (18/5) malam.
Menurut Tito budaya kekerasan seperti itu cenderung tidak ada gunanya dan lebih banyak efek buruknya. Karena itu menurutnya kejadian ini adalah alarm momentum untuk mengubah budaya buruk tersebut.
Kapolri juga menegaskan sudah memberi instruksi pada Gubernur Akpol, Irjen Anas Yusuf dan Kapolda Jateng Irjen Condro Kirono, untuk memproses pidana para taruna yang terlibat dalam penganiayaan hingga tewas Mohammad Adam.
Selain itu dirinya juga meminta Propam turun ke Akpol Semarang untuk melihat sampai sejauh mana upaya lembaga tersebut menghentikan budaya kekerasan pemukulan senior dan junior. (za/tr)