
JAKARTA, SUARADEWAN.com – Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqie menilai tingkat partisipasi warga DKI dalam pencoblosan putaran pertama belum mencapai jumlah angka yang ditergetkan.
Jumlah partisipasi pemilih di DKI sekiitar 77,1 persen dari jumlah angka yang ditergertkan sebesar 77,5 persen.
“Partisipasi pemilih kita ini belum mencapai target 77,5 persen,” ungkap Jimly, Jakarta, Kemarin Senin (6/3/17)
Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya angka partisipasi karena kasus penistaan yang melibatkan salah satu kandidat Pilgub DKI. Jimly melihat, energi publik, baik yang pro ataupun kontra terkuras semata pada kasus ini sehingga berimplikasi pada tingkat partisipasi.
“Kasus Ahok di DKI ini kan tidak ada contohnya dalam sejarah. Di mana emosi kelompok sampai ke langit. Sampai ke ubun-ubun semua. Baik yang pro maupun kontra. Kalau begini tingkat partisipasi enggak bisa tinggi. Maka harus kita manfaatkan,” terang mantan Ketua MK tersebut.
Oleh karena itu, Jimly mengimbau kepada pihak baik masyarakat ataupun dari pihak penyelenggara agar bisa melihat kasus ini secara objektif.
“Saya kasih nasihat ke KPU, Bawaslu, khususnya DKI dan pihak semua masyarakat mari lihat kasus DKI secara positif jangan negatif melulu,”
Jimly juga menuntut profesionalitas dari pihak penyelenggara dalam menyelenggarakan pilkada DKI pada putaran kedua nanti. Hal ini penting guna meningkatkan jumlah pertisipasi agar mencapai target 77,5 persen dan untuk perjalanan demokrasi di Indonesia.
“Pertama untuk meningkatkan partisipasi pemilu. Kedua untuk menunjukkan demokrasi kita adil dan berintegritas. Karena ini DKI orang emosi maka KPU Bawaslu buktikan kalau netral profesional. (DD)