Hankam  

Kenapa Teroris Pakai Pisau untuk Serang Polisi? Ini Analisa Pengamat

JAKARTA, SUARADEWAN.com – Penyerangan anggota Polisi di Markas Polda Sumatera utara, pada ahad 25 juni 2017, dini hari, disanyalir sebagai serangan terorisme dari kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Hal ini diungkapkan oleh pengamat terorisme, Al Chaidar dari Universitas Malikussaleh, Aceh.

“Besar dugaan itu serangan ISIS atau teroris yang melakukan pembunuhan itu. Teroris itu, kalau serangan yang ditujukan kepada polisi,” terangnya, Senin (26/6/27).

Dalam melakukan aksinya, para pelaku menggunakan senjata tajam untuk melukai korbannya. Chaidar menilai, penggunaan senjata tajam berupa pisau merupakan serangan paling murah yang kerap dilakukan oleh para jihadis.

Dengan membawas senjata yang dengan ukuran yang relatif kecil maka akan sulit dideteksi oleh petugas keamanan. Selain itu, para jihadis juga diintrikusikan oleh pimpinannya untuk menyerang dengan senjata apapun.

“Kenapa mereka gunakan pisau dapur? Sesuai seruan yang diberikan Abu Abdullah dari Filipina agar melakukan serangan gunakan senjata apapun,” jelasnya.

Chaidar melanjutkan, skema serangan yang menewaskan Aiptu M Sigalinging, anggota polisi di Polda Sumut, identik dengan serangan terhadap petugas kepolisian empat bulan lalu di Tangerang.

“Jika melihat bentuk-bentuk serangan yang dilakukan terduga teroris, penyusunan strateginya enggak lama. Kemungkinan serangan dipersiapkan hanya tiga bulan,” terangnya.

“Mungkin juga perencanaan serangan hanya satu bulan. Teroris baru-baru ini buat serangan lebih cepat alias instan,” sambungnya.

Ia menilai, pelaku sengaja melancarkan serangan di saat petugas tengah lengah. “Kalau petugas sangat siaga pasti sulit melakukan serangan. Menjelang Lebaran adalah serangan paling momentum, dan biasanya orang-orang berkosentrasi Lebaran, tidak lagi siaga,” jelasnya. (dd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 728x90