JAKARTA, SUARADEWAN.com – Asosiasi Kepala Desa Kecamatan Maba Kab. Halmahera Timur, Maluku Utara melakukan audiensi dengan PT. PLN (Persero) Tbk di Jakarta untuk menyampaikan pengaduan pelayanan PT. PLN sub ranting Buli di Halmahera Timur.
Audiensi itu berlangsung pada hari Senin (01/11) 2016 di gedung PLN Pusat, yang dipimpin oleh Camat Maba Kab. Haltim, Malut Robert Barbakem, SH. Rombongan tersebut terdiri dari kepala Desa Wayafli, Bulikarya, Teluk Buli, Soasangaji, Pekaulang, Buli, Geltoli dan Kepala Desa Soalaipo diterima oleh bapak Nyoman S Rai selaku Deputi Manager Pengelolaan Pembangkit, dan bapak Muhammad Taufik selaku Manager Senior Pembangkit Transmisi dan Distribusi PT. PLN Pusat, serta bapak Ari Dartono selaku Manajer Senior Pengembangan Kinerja PT. PLN Pusat.
Dalam pertemuan itu rombongan mengadukan tentang pelayanan PT PLN sub Ranting Buli yang sejak bulan Juli sampai hari ini masih padam dan belum ada tindak lanjut sampai sekarang. Rombongan kepala desa ini berinisiatif datang ke Jakarta menemui pimpinan PLN Pusat karena sudah berulangkali melakukan pertemuan dan koordinasi dengan pihak PLN setempat tapi tidak ada tindak lanjut, hal ini dilakukan karena dianggap sudah meresahkan masyarakat, serta untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat agar tidak terjadi lagi pemadaman listrik lagi di wilayah desa-desa di kecamatan Maba Kab. Haltim, ungkap Camat Maba Robert Barbakem.
Dalam pertemuan itu terungkap bahwa Pelayanan di PT. PLN sub ranting Buli sangat meresahkan masyarakat, kondisi mesin pembangkit listrik yang sudah tua sehingga mengakibatkan sering terjadi kerusakan dan pemadaman secara bergilir. Itupun mesin yang digunakan oleh PT. PLN sub ranting Buli sejak 2012 adalah upaya dari pemerintah Desa dan Kecamatan Maba yang kemudian ditindaklanjuti oleh PT. Antam UBPN Maluku Utara dengan mendatangkan 2 unit mesin caterpillar dengan kapasitas 1.200 kva yang selanjutnya mesin tersebut dihibahkan kepada PLN sub ranting Buli. Jadi PLN disana drastis hanya punya jaringan saja karena mesin adalah upaya masyarakat lewat PT. Antam, tapi pelayanan kepada masyarakat sangat tidak profesional, ini sangat menimbulkan keresahan di tengah masyarakat, ungkap kepala Desa Soasangaji hi. Ismail Marsaoly.
Di kesempatan itu juga para kepala desa menyampaikan pernyataan sikap kepada PLN untuk dapat menindaklanjuti pengaduan ini dengan memberikan tenggat waktu selama satu bulan agar ada tindak lanjut konkrit agar listrik di daerah utamanya di wilayah Kecamatan Maba dapat menyala selama 24 jam dan tidak ada lagi pemadaman bergilir. Rombongan juga meminta agar PT. PLN pusat untuk melakukan pengawasan kepada manajemen PLN di Maluku Utara.
Bapak Nyoman S Rai, yang turut menerima pengaduan ini mengatakan bahwa akan menindaklanjuti pengaduan ini, dan saat ini sedang diproses untuk pengadaan mesin pembangkit tenaga listrik untuk wilayah operasional PT. PLN sub ranting Buli, sehingga diharapkan di tahun 2017 sudah tidak ada lagi pemadaman bergilir di wilayah Maba dan dapat beroperasi selama 24 jam.
Dalam kesempatan itu oleh Ishak hi. Adam selaku Kepala Desa Teluk Buli mengungkapkan agar sudah saatnya PT. PLN mengadakan mesin baru untuk pembangkit tenaga listrik karena selama ini mesin yang digunakan adalah bantuan dari PT. Antam yg kemudian dihibahkan ke PLN tapi pelayanannya sangat tidak memuaskan, kami patut menghaturkan ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada PT Antam UBPN Maluku Utara yang sangat peduli dan responsif kepada kepentingan dan kebutuhan masyarakat, tidak seperti PLN sub ranting Buli yang selalu bikin keresahan di tengah masyarakat, ungkapnya. (SD)