
JAKARTA,SUARADEWAN.com – Staf Kantor Kepresidenan, Chrisma Aryani Albandjar menyebut sel-sel kelompok ektremis di Indonesia masih ada, meskipun jumlah diperkirakan kecil, kelompok ini memiliki semangat militansi yang kuat. Mereka sekarang bergerak dalam kelompok kecil.
Menurutnya, kelompok radikal terus berkembang dengan pola rekrutmen pengikut yang terus berubah. Dirinya menjelaskan, kesenjangan sosial di dalam masyarakat dan momentum politik menjadi celah bagi kelompok ekstremis dalam menggalang dukungan.
“Pemerintah saat ini sedang bekerja mengatasi soal kesenjangan ini. Tidak hanya untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, tapi juga bertujuan menutup kesempatan kelompok-kelompok teroris berkembang, selain melalui penegakan hukum tentunya,” terangnya dalam diskusi publik bertema ‘Radikalisme dan Sistem Peradilan di Indonesia’ di The Habibie Center, Jakarta Selatan, Kamis (23/4/17).
Isu kesenjangan sosial memang menjadi isu yang kerap digunakan oleh kelompok radikal dalam melakukan indoktrinasi dengan sasaran anak-anak sekolah. Fenomena rekrutmen kelompok radikal ini telah banyak ditemukan di berbagai daerah.
Ia pun mengimbau peran serta seluruh masyarakat untuk mewaspadai keberadaan teroris serta gerak-geriknya“ khususnya keluarga, agar anak-anak kita tidak menjadi sasaran dan target kelompok-kelompok radikal ini,” seru Chrisma. (DD)