Ketua PP Muhammadiyah: Kebahagiaan Itu Bukan ketika Kita Punya Uang tetapi ketika Hati Kita Hilang Rasa Kikirnya

SUARADEWAN.com – Semua orang ingin hidupnya bahagia, namun tak semua orang berhasil mewujudkannya. Ada saja kendala atau hambatan yang menghalangi kebahagiaan itu terjadi. Penghalang itu bisa saja datang dari luar (faktor eksternal) diri kita, atau bisa jadi dari dalam diri (faktor internal) kita sendiri.

Ujian atau musibah adalah hal yang pasti dihadapi dan dialami oleh manusia. Dan Hal itu bisa merenggut kebahagiaan seseorang, jika orang tersebut tidak memiliki kesabaran dan kesadaran bahwa ujian itu datang dari Tuhan agar seorang pribadi bisa tumbuh dan berkembang saat lolos melewati ujian tersebut.

Jadi, bagi orang yang sabar dan yakin bahwa ujian dapat meninggikan derajatnya, musibah tidak menjadi penghalang kebahagiaan. Bahkan, sebagian kekasih-kekasih Allah SWT menghadapi musibah dengan senyuman. Karena, ia yakin bahwa musibah dapat menjadi penyebab ampunan dan diangkatnya derajat.

Yang dapat menghalangi kebahagiaan tidak hanya datang dari luar diri, tetapi juga dari dalam, seperti sifat iri dan dengeki. Termasuk juga sifat kikir.

Kikir atau pelit merupakan sifat tercela dalam Agama Islam. Pemilik sifat tersebut akan dihantui rasa takut kehilangan dan enggan bersedekah. Kebalikannya, orang dermawan akan menemukan kepuasan dan kebahagiaan dalam menderma.

Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad seperti dalam unggahan fanpage Muhammadiyah mengatakan, bahwa jika dalam hati seseorang sudah tidak ada rasa kikir, maka ia telah mendapatkan kebahagiaan. Memang orang dermawan itu hatinya akan selalu lega dan puas saat memiliki sesuatu dan saat membagikan sesuatu

“Apabila dalam hati kita tidak ada rasa kikir lagi, maka kita telah mendapatkan kebahagiaan,” kata Dadang.

“Jadi kebahagiaan itu bukan ketika kita punya uang, tapi ketika hati kita sudah hilang rasa kikirnya,” pungkasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 728x90