Profil  

Khofifah Indar Parawansa, Sang ‘Menteri Serabutan’

JAKARTA, SUARADEWAN.com – Dra. Khofifah Indar Parawansa (lahir di Surabaya, Jawa Timur, 19 Mei 1965; umur 52 tahun). Ibu dari 4 anak ini adalah Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan pada Kabinet Persatuan Nasional. Ia meraih gelar sarjana pada tahun 1990 dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga, Surabaya. Pada 26 Oktober 2014, ia dipilih oleh Presiden Jokowi untuk menjadi Menteri Sosial, Kabinet Kerja periode 2014-2019.

Pengalaman menduduki berbagai jabatan mulai dari anggota DPR hingga menteri membuat Khofifah Indra Parawansa (52) sangat peka terhadap masalah yang terjadi di dalam negeri.

Sebagai Menteri Sosial tugas pokoknya adalah membantu presiden, terutama dalam urusan-urusan di bidang rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, perlindungan sosial dan penanganan fakir miskin. Tetapi kenyataannya, kata Khofifah, dirinya sering turun menangani persoalan lainnya.

Beberapa waktu lalu, Khofifah ikut mengurusi tempat tinggal yang aman bagi PMA (15), anak korban persekusi di Cipinang Muara, Jakarta Selatan. Kementerian Sosial menyiapkan rumah aman bagi korban dan keluarganya.

“Wah… saya ini sering dibilang menteri serabutan, enggak apa-apa, yang penting niat saya ingin melayani masyarakat,” ujar Khofifah akhir Juni lalu, di acara peluncuran laman www.kemsos.go.id di gedung Aneka Bhakti Kementerian Sosial, Jakarta.

Khofifah didaulat oleh grup band yang diundang mengisi peluncuran laman itu untuk menyanyikan lagu anak-anak secara medley mulai dari “Lihat Kebunku” disusul “Burung Kakak Tua”. Sambil tersipu-sipu, Khofifah menyanyikan lagu itu. “Alhamdulillah saya pernah jadi guru taman kanak-kanak,” ujar Khofifah.

Sejak muda ia aktif pada kegiatan sosial dan aktif di berbagai organisasi sosial kemasyarakatan. Karena itulah, atas prestasi yang diraih, ia menerima beberapa penghargaan.

Ada penghargaan yang cukup kuat dalam ingatannya. Yaitu sebagai tokoh penggerak masyarakat yang pernah diperoleh dari Islamic Fair of Indonesia tahun 2011/1433 H.

Khofifah memang aktif dalam layanannya lintas area. Misalnya ia pernah menyelenggarakan Training of Trainer bagi tokoh lintas agama dalam membangun perspektif multi kultur dan harmoni kehidupan antar umat beragama di berbagai propinsi. Antara lain di kota Makassar – Sulawesi Selatan, Ternate – Maluku Utara dan Ambon – Maluku.

Hampir semua daerah yang mengalami konflik sosial ia datangi. Termasuk saat terjadi konflik di Ambon, Sampang, Aceh, Ternate, Bitung, Sambas, dan lain-lain. Berbagai program multi kultur tetap menjadi bagian dari nafas kehidupannya sebagai warga bangsa yang ber bhinneka tunggal ika.

Tak hanya itu, alumni Unair ini memang rajin keliling ke berbagai daerah tertinggal, terluar dan terpencil untuk mengajarkan program kecakapan hidup. Secara keseluruhan lebih dari 79 kabupaten yang telah di kelilingi untuk menyemai program pemberdayaan ekonomi melalui program kecakapan hidup, hususnya bagi kelompok yang telah selesai mengikuti program pemberantasan buta aksara.

Next

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 728x90