
JAKARTA, SUARADEWAN.com – Persoalan hargai cabai yang sering melonjak tinggi masih belum bisa diselesaikan sepenuhnya. Meskipun baru-baru ini terungkap sebagian pelaku kartel yang menyebabkan masyarakat sulit mendapatkan salah satu kebutuan pokok itu, namun hal itu dinilai belum memberikan dampak positif yang meluas.
Menurut anggota Komisi IV DPR RI Firman Soebagyo, pengungkapan kartel cabai itu belum bisa menyelesaikan masalah fluktuasi harga cabai sampai tuntas karena, yang ditangkap oleh penegak hukum masih bagian kulitnya saja, belum memasuki initinya.
Menurut politikus partai Golkar ini, kartel cabai itu tidak hanya dikendalikan oleh dua atau tiga orang saja, melainkan lebih dari itu. “Pertanyaan selanjutnya, yang sudah ditangkap siapa? Kalau kelas teri, ya nggak ada gunanya,” kata Firman di Senayan beberapa waktu lalu.
Menurut dia, akar masalah dari melambungnya harga cabai termasuk sejumlah komoditas pokok lainnya adalah, karena pemerintah belum memiliki data produksi dan konsumsi nasional yang jelas, sehingga mudah dipermainkan para tengkulak dan importir.
“Kita selalu dipermainkan para tengkulak dan importir, karena data yang dimiliki tidak jelas. Saat ini, data Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian saja tidak singkron. Bagaimana kita menstabilkan harga,” ungkapnya.
Karena itu, menurut Firman, cara untuk menangani persoalan yang meresahkan ini adalah dengan memperbaiki hitungan data produksi dan konsumsi nasional serta membentuk atau menunjuk lembaga khusus yang menangani persoal itu. “Selama hitungan produksi dan konsumsinya nggak jelas, tidak ada lembaga khusus yang menagani, persoalan ini akan terus berulang,” tukasnya. (ZA)