JAKARTA, SUARADEWAN.com – Saat melakukan kunjungan kerja ke Medan, Sumatera Utara beberapa waktu lalu, anggota Komisi IV DPR RI menemukan belasan ribu bibit sawit impor yang terkena penyakit.
13.000 bibit sawit yang diimpor dari negara tetangga Papua Nugini itu terkena penyakit Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK), yang bisa mengakibatkan pertumbuhan sawit tidak sehat serta kualitas dan produktivitasnya menjadi rendah.
Menurut anggota Komisi IV DPR Hermanto, kejadian itu merupakan pelajaran penting untuk balai karantina, supaya lebih selektif lagi dalam memeriksa bibit impor.
“Jadi Balai Karantina harus tetap selektif, karena ini bisa merugikan masyarakat juga,” kata Hermanto di Jakarta, Minggu (2/4).
Politikus dari partai PKS ini menambahkan, jika masyarakat menemukan bibit sawit berpenyakit seperti itu, sebaiknya segera dimusnahkan, sebab dikhawatirkan akan menular pada batang sawit yang lain. Dan jika penyakit OPTK ini sudah masuk ke sistem tanah dan tumbuhan, maka akan sulit untuk menanggulanginya.
“Jika masyarakat menemukan bibit yang terkena OPTK segera saja dimusnahkan,” imbuhnya.
Karena itu anggota DPR Komisi IV ini mengimbau, jika masyarakat ingin membli bibit sawit yang lebih terjamin dan bebas penyakit, maka sebaiknya masyarakat membelinya di Balai Penelitian.
“Agar mendapatkan bibit sawit berkualitas dan bebas dari OPTK sangat dianjurkan kepada masyarakat pekebun untuk membeli bibit sawit ke Balai Penelitian,” tukasnya. (ZA)
