JAKARTA, SUARADEWAN.com – Isu konspirasi yang melibatkan nama Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan K.H. Ma’ruf Amin santer menjadi perbincangan hangat belakangan ini. Sebagaimana dilaporkan oleh Liputan6.com, isu tersebut dan dugaan penyadapan illegal terhadap mereka adalah isu paling diburu oleh para pembaca.
Menanggapi derasnya informasi seputar konspirasi yang diduga dilakukan untuk menjegal Calon Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, pengamat politik dari Polical Literacy Institute, Adi Prayitno, menegaskan bahwa tim (pengacara) Ahok harus memberi bukti. Ini dibutuhkan agar publik tidak terus-terusan terbuai dalam pemberitaan yang kurang jelas asal-usulnya.
“Ya harus dibuktikan dong. Tim pengacara Ahok harus membuktikan, darimana dia dapat info bahwa ada percakapan antara SBY dengan Ma’ruf Amin, biar orang tidak menuduh hal-hal aneh-aneh terhadap Ahok dan pengacaranya,” terang Adi seusai menghadiri Diskusi Publik bertema “Mewujudkan Pilkada yang Aman, Damai, dan Demokratis,” di Bakoel Cafe, Cikini Raya, Sabtu (04/02).
Bahkan Adi menghimbau agar tim pengacara Ahok bersikap transparan. Dia mempertanyakan data konkrit terkait kerjasama konspiratif antara dua tokoh bangsa ini.
“Darimana data itu? Jangan ngomong dari Tuhan dong. Itu kan ngibul namanya,” sambungnya.
Dirinya juga sangat menyesatkan karena pernyataan itu dikeluarkan oleh seorang pengacara. Baginya tidak etis jika ada seorang pengacara yang bicara tanpa fakta atau data sebagai penguat.
“Bagi seorang pengacara menurut saya itu nggak etis ngomong bahwa dia dapat penyadapan dari Tuhan. Itu ngaco itu, gak boleh. Setidaknya dia berargumen lebih akademis dan masuk akal dong, adalah bocoran atau apa,” sambungnya kembali.
Di samping menilainya sebagai argumen yang tidak berdasar, Adi juga menilainya sebagai upaya yang hanya akan melahirkan fitnah dan kegaduhan. Terlebih lagi adanya kesan bahwa Ahok dan tim pengacaranya berusaha menyerang balik mereka yang mempertanyakan itu.
“Nggak sehat. Itu justru menunjukkan mereka panik, tidak memiliki bukti yang valid.” (ms)