Sosmed  

Kritik Mohammad Monib atas Pidato Kebangsaan Anies Baswedan

JAKARTA, SUARADEWAN.com – Sekretaris Yayasan Nurcholish Madjid Society Mohammad Monib melayangkan kritikannya terhadap pidato kebangsaan Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan. Sejumlah poin yang disampaikan Anies di dalam pidatonya, bagi Monib, hanyalah bualan-bualan semata.

“Pidato yang katanya pidato kebangsaan yang pada dasarnya tak lebih dari retorika-retorika, bualan-bualan yang memang menjadi ciri khas teman lama saya saudara Anies Baswedan,” kata Monib dalam keterangannya yang dipublikasikan melalui Youtube, Selasa (4/4/2017).

Seperti diketahui, Anies sebelumnya menyampaikan pidato kebangsaannya di Hotel Dharmawangsa, Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Senin (3/4/2017). Pidato politik tersebut bertema “Persatuan Indonesia”.

Anies Baswedan menyampaikan pidato kebangsaan di Hotel Dharmawangsa, Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Senin (3/4/2017)

Turut hadir di acara tersebut, di antaranya Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Sohibul Iman. Hadir pula adik Prabowo, Hasyim Djojohadikusumo, serta Hidayat Nur Wahid dan Ahmad Dhani.

Dalam pidatonya tersebut, sesuai dengan tema, Anies berbicara banyak tentang upaya dirinya merajut tenun kebangsaan Indonesia. Selain itu, Anies juga menyinggung soal pendidikan Islam, terutama tentang pendidikan akhlak dan integritas.

Mengetahui hal itu, menurut Monib, apa yang disampaikan Anies, sekali lagi, hanyalah retorika dan bualan yang memang menjadi ciri khasnya.

“Saya tertarik menanggapi pidato kebangsaan teman saya saudara Anies Baswedan yang barusan berlangsung di TV One. Ada beberapa poin, pertama, tentang pendidikan,” ujar Monib memulai bahasannya.

Monib sendiri mengaku setuju bahwa tema pendidikan ini merupakan hal yang sangat penting bagi pembelajaran dalam berbangsa.

“Ini menarik, ini adalah materi yang sejak awal Anies di Paramadina selalu bicara tentang akhlak dan integritas,” tambahnya.

Hanya saja, bagi Monib, bicara tentang pendidikan saja tidaklah cukup. Kita butuh keteladanan.

“Dan di dalam konteks integritas dan keteladanan ini, saya sebagai teman saat Anies di Paramadina, awal-awal masuk sebagai Rektor Paramadina, saya tidak melihatnya. Justru, mengapa saya kemudian tidak mendukung Anies, karena bagi saya, tentang integritas ini, Anies justru pertama kali, dan baru menginjak Paramadina, sudah melanggar komitmen tentang integritas,” sesal Monib.

Next

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 728x90