JAKARTA, SUARADEWAN.com – Pendekatan untuk daerah tertinggal, terluar dan terdepan (3T) tidak hanya dilakukan melalui dana desa, tapi juga dilakukan pendekatan secara khusus. “Tapi ada alokasi lain dari Direktorat Jenderal Percepatan Daerah Tertinggal dan Direktorat Jenderal Percepatan Daerah Tertentu,” kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo, di Jakarta, Kamis (16/3/2017).
Dia mengatakan, untuk penggunaan dana desa, prioritasnya masih sama untuk daerah 3T maupun desa lainnya. Seperti penguatan infrastruktur diantaranya jalan desa, saluran irigasi, pembangunan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), poliklinik desa, embung air, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dan lainnya.
“Kami juga melakukan pendekatan yang berbeda untuk daerah 3T seperti pemberdayaan ekonomi seperti kapal, sarana perikanan dan lainnya,” ujar Eko.
Sementara, Pemerintah Pusat memastikan dana desa (DD) tahun ini akan cair akhir Maret. Pencairan akan dilakukan dua tahap, yakni Maret sebesar 60 persen dan Agustus 40 persen. Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa (BPMPD) Provinsi Lampung Yudha Setiawan, tahun ini DD untuk Lampung mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Yaitu, dari Rp1,5 triliun menjadi Rp1,9 triliun. Tahap pertama, kata dia, Rp1,140 trilun, sedangkan tahap kedua Rp760 miliar.
Dia juga menjelaskan ada empat program yang akan dilakukan tahun ini dengan DD. Keempat program merupakan kebijakan Mendes PDTT. Yaitu, satu desa satu produk dengan memfokuskan suatu produk komoditas tertentu agar memiliki nilai tawar lebih tinggi. Kedua, pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk menambah pendapatan asli daerah. Ketiga, pembangunan embung dan terakhir pembangunan sarana olahraga di setiap desa. (ET)