Turut Andil Dalam Memajukan Pulau-Pulau Pesisir, LSM Mitra Bentala Serukan Jaga Persatuan Pasca Pemilu

LAMPUNG, SUARADEWAN.com – Pemanasan global (global warming) kini menjadi masalah besar dan ancaman serius bagi warga dunia, serta telah menimbulkan dampak buruk bagi Indonesia yang juga dirasakan oleh masyarakat Provinsi Lampung.

Namun bagi Mashabi, Direktur Eksekutif LSM Mitra Bentala Lampung justru mengaku prihatin ternyata menghadapi semua itu, masih minim perhatian dan kepedulian berbagai pihak untuk berbuat nyata untuk mengantisipasi pemanasan global itu dengan upaya bersama melestarikan lingkungan hidup.

Begitupula perhatian terhadap pelestarian lingkungan hidup di kawasan maritim, yaitu pesisir dan pulau-pulau termasuk terhadap masyarakat dan para nelayan, mengingat Indonesia yang merupakan negeri kepulauan (archipelago) dikelilingi lautan.

Lulusan Politeknik Pertanian Universitas Lampung (sekarang Politeknik Negeri Lampung) ini menyatakan, keterkejutan pemerintah atas adanya informasi penjualan pulau di Lampung yaitu Pulau Kiluan, menunjukkan bahwa sumber daya alam pesisir laut belum dikelola dengan baik dan bahkan belum tersentuh.

Padahal, dia mengingatkan bahwa kondisi pesisir laut Lampung terus terancam dan hutan mangrove (bakau) masih banyak dialihfungsikan. Ia mengakui, tertarik bergabung dengan LSM Mitra Bentala karena bergerak di bidang sosial kemasyarakatan dan lingkungan hidup.

“Saya tertarik untuk berkontribusi langsung di tengah masyarakat, banyak berinteraksi dengan berbagai orang dan menjadi bermanfaat bagi orang banyak, sangat membanggakan,” kata Mashabi kepada suaradewan.com, Kamis (27/06).

Apalagi yang dilakukan selama ini memberikan pencerahan mengajak orang untuk peduli dengan lingkungannya yang tadinya buruk menjadi baik, yang baik menjadi lebih baik dan diakui keberadaan apa yang telah kita perbuat untuk orang banyak.

Ia menyebutkan, pengalaman paling mengesankan ketika bisa berkunjung ke berbagai desa, kelurahan, provinsi lainnya dan berinteraksi langsung ke barbagai pihak dengan berbagai kondisi rill kehidupan, menjadi bagian orang atau pihak yang dapat memberikan manfaat, memecahkan masalah dengan solusi secara bersama-sama dan tentunya banyak saudara seperti keluarga sendiri di berbagai desa dan kelurahan.

Namun, dukanya, kata Mashabi lagi, banyak tenaga, pemikirian dan waktu bahkan materi yang harus dikeluarkan untuk menjalankan aktivitas tersebut.

“Bukan itu saja, dalam proses pendampingan atau advokasi masyarakat kadang-kadang merasa terancam dari pihak yang merasa dirugikan dengan keberadaan kita,” jelasnya kepada wartawan.

Mashabi menilai, saat ini kondisi lingkungan hidup secara umum di Indonesia, Provinsi Lampung maupun Kota Bandar Lampung sangat memprihatinkan yaitu masih adanya pencemaran air laut dari bocornya Pipa CPO di pesisir lampung.

Dia menyatakan, krisis air di Kota Bandarlampung sudah mengancam, akibat dari penataan ruang yang tidak konsisten, daerah konservasi, ruang terbuka hijau, daya resap air hujan ke tanah sudah hilang akibat dari alihfungsi lahan, bukit-bukit kota terus tergerus, mandat undang-undang 30 persen ruang terbuka hijau belum dipenuhi bahkan yang ada saat ini terus berkurang.

Pencermaran air laut Teluk Lampung akibat dari limbah membunuh habitat dan ekositem laut terancam punah.Ia juga mengingatkan, akibat dari pemanasan global saat ini, masyarakat yang paling rentan mengalami dampaknya adalah masyarakat pesisir, seperti kenaikan permukaan air laut, masuknya air laut ke permukiman, ombak yang tinggi dan angin kencang sering dialami oleh nelayan beberapa tahun terakhir ini.

Semua itu, menurut Mashabi, perlu perhatian serius pemerintah dan berbagai pihak untuk peduli pada pelestarian lingkungan dan masyarakat khususnya warga pesisir dan pulau-pulau agar tidak terabaikan lagi.Menurut dia, bagaimana mungkin negeri maritim tapi perhatian pemerintah kepada sektor maritim dan masyarakatnya justru masih minim.

Dia menegaskan, kini saatnya pemerintah memberi perhatian dan memajukan negeri maritim, agar dapat membuat Indonesia semakin maju dan kuat serta kian peduli pula pada pelestarian lingkungannya yang berkontribusi besar menghadapi ancaman dampak pemanasan global.

Terkait hasil Pemilu yang sudah berlangsung mashadi mengajak mari saling menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, saling menghormati dan semua pihak saling menerima hasil pemilu yang berjalan secara demokratis, masyarakat Lampung dan mahasiswa sampai dengan saat ini tidak terpengaruh dengan situasi politik yang terjadi di Jakarta. (aw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 728x90