JAKARTA, SUARADEWAN.com – Rilis survei terbaru dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) bertajuk “NKRI dan ISIS Penilaian Massa Publik Nasional” mengungkapkan bahwa lebih dari 50 persen rakyat Indonesia menolak keberadaan ISIS dan HTI di Indonesia.
Alasan yang mereka utarakan karena, baik ISIS maupun HTI, sama-sama mencitakan khilafah sebagai sistem pemerintahan. Dan karena itu, kedua kelompok tak hanya anti terhadap Pancasila dan UUD 1945, melainkan sekaligus ingin menggantinya dengan sistem yang diklaim bersandar pada ajaran Islam.
“Lebih dari 50 persen warga tidak setuju dengan perjuangan ISIS ataupun HTI yang ingin mendirikan negara Islam berbasis khilafah. Sebanyak 64,1 persen menolak tujuan ISIS dan 55,7 persen menolak cita-cita HTI,” demikian survei terbaru SMRC yang dirilis hari ini di Cikini, Jakarta, Minggu (4/6/2017).
Pendiri SMRC Saiful Mujani juga menegaskan, sesuai hasil survei yang ditemukan, 89,3 persen warga setujua bahwa ISIS adalah ancaman. Itu artinya bahwa ISIS hari ini benar-benar menjadi ancaman nyata terhadap keutuhan NKRI.
Meski HTI kurang di kenal di ranah nasional jika dibanding dengan ISIS, tetapi penolakan masyarakat terhadap HTI terbilang cukup besar. Mereka mendukung pemerintah untuk membubarkan HTI.
“78,4 persen setuju dengan rencana pemerintah yang hendak membubarkannya. Sedangkan yang tidak setuju HTI dibubarkan sebanyak 13,6 persen dan 8,0 persen tak menjawab,” terang rilisnya lebih lanjut.
Di samping itu, peneriman rakyat terhadap NKRI berdasar Pancasila dan UUD 1945 juga diungkap. Sebanyak 79,3 persen responden menyatakan NKRI berdasar Pancasila dan UUD 1945 ini merupakan yang terbaik.
Adapun yang menganggap sistem khilafah sebagai yang terbaik, berkisar hanya 9,2 persen. (ms)