SUARADEWAN.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani berkunjung ke Dry Port Cikarang, Jumat, (27/1/23). Dalam kunjungan itu, iya melakukan dialog interaktif dengan para pelaku usaha di kawasan Industri Jabodetabek.
“Dry Port yang dibangun sejak 2010 ini merupakan salah satu titik vital arus logistik di Jabodetabek utamanya Jababeka. Dry port ini merupakan extension dari Tanjung Priok,” ujar Sri Mulyani di instagramnya @smindrawati.
Selama fase pemulihan perekonomian, kata Sri Mulyani, sektor perdagangan -termasuk di dalamnya ekspor dan impor yang melonjak sangat tinggi- merupakan salah satu sektor yang paling resilien.
Pemerintah pun, lanjutnya, telah menyiapkan segala fasilitas penunjang yang memadai, baik dari sisi infrastruktur maupun kebijakan, salah satunya adalah Dry Port Cikarang yang saya kunjungi sore ini bersama dengan jajaran @kemenkeuri.
“Oleh karena itu, aspek keamanan menjadi begitu penting. Beragam tindakan dilakukan oleh pengelola Dry Port Cikarang, penerapan electronic seal hingga autogate memastikan seluruh logistik dapat berjalan point-to-point secara aman dan tidak terjadi keluar masuk barang di tengah jalan, secure..!” paparnya.
Dalam Kawasan Berikat seperti itu, kata Sri Mulyani, menjadi fokus pemerintah, utamanya pada keseluruhan proses ekspor dan impor. Hal itu dilakukan dalam rangka mendorong pemulihan perekonomian global.
“Dampaknya? Investasi pun terus meningkat, untuk kawasan berikat sebesar Rp103 M, dan pada Kawasan Impor Tujuan Ekspor (KITE) Rp39,5 M – ini adalah wujud kegiatan perekonomian yang terus tumbuh dan pulih menjadi lebih baik,” ujarnya.
“Kini sistem Dry Port sudah terhubung dengan CEISA (sistem otomasi bea cukai), sehingga sehingga interoperabilitas (pertukaran data dan informasi) dijamin,” lanjutnya.
“Saya harap kualitas layanan di Dry Port Cikarang ini akan makin baik, sinergi terus diperkuat sehingga makin banyak pengusaha yang menggunakan fasilitas Dry Port Cikarang ini!” pungkasnya.