Millenial Cenderung Dekat Dengan Karakter Jokowi

JAKARTA, SUARADEWAN.com – Ketua Progres 98 mengatakan peran generasi millenial menjadi menarik untuk dibahas. Pada tahun 2009-an muncul isu generasi millenial yang dengan ciri-ciri berjanggut, celana cingkrang dan sebagainya.

Tapi pada saat ini, mulai muncul ke permukaan generasi millenial yang justru enjoy hidupnya, nongkrongnya di kafe-kafe, starbuck, yang ternyata sebagai respon dari kemunculan generasi millenial tadi itu.

“Generasi millenial itu terbagi ke dalam dua ya. Pertama, generasi millenial yang terpapar oleh ideologi khawarij, agama yang ekslusif, keras mudah mengkafirkan, dan kedua generasi millenial yang enjoy hidupnya, yang dekat sekali dengan perkembangan zaman dan masa depan. Generasi Milenial ini adalah genarasi yang punya kesadaran rasional yang tidak mau dibohongi dengan kampanye-kampanye agama yang sempit apalagi perilaku redikalisme dan teroris,” ucap Faizal Assegaf di D Hotel, Jakarta, Sabtu (23/02).

Menariknya, Millenial ini mendekati dengan karakter yang selama ini sangat millenial, seperti Jokowi. Hal itu, lanjut Faizal, Jokowi itu selalu menampilkan program yang pro kemajaun.

“Generasi kedua ini juga muncul ke perbincangan berbarengan dengan munculnya fenomena Jokowi saat ini yang semakin mengarahkan orientasi programnya ke kemajuan. Dalam hal ini terdapat satu persatuan antara semangat generasi millenial kedua ini dengan energi yang dipancarkan oleh Jokowi,” pungkas Faizal.

Sambil menyindir, Faizal mengangkat isu soal generasi pertama yang diantaranya adalah seperti Amien Rais. Generasi pertama ini menurutnya, suka melakukan perbincangan politik jauh dari maknanya.

“Justru anehnya, mereka suka dengan hoax-hoax dan kisah-kisah yang tidak jelas juntrungnya, suka dengan angka-angka yang dibuat-buat 411, 212 dst. Menyukai intelektual yang tidak jelas pemikirannya seperti Rocky Gerung dengan Kitab Suci barunya yang fiksi itu, juga Amin Rais yang mulai pikun.” kata Ketua Progres 98 ini.

“Mereka ini kemudian bergabung dalam arus gerakan-gerakan radikal, kearab-araban, juga dengan kelompok islam instan dan bergabung dalam satu kelompok bernama sumbu pendek. Mereka mendaku demo bersih di jalanan, tetapi paling banyak membuat sampah di media sosial,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 728x90