SUARADEWAN.COM — Muhammadiyah memang sudah tidak diragukan lagi, sebagai organisasi Islam yang cukup senior di tanah air ini selalu berperan aktif dalam menebar manfaat bagi kepentingan kemanusiaan tanpa memandang latar belakang suku, ras dan agama. Patut Muhammadiyah mendapatkan kepercayaan dari pemerintah untuk mewakili Indonesia sebagai utusan republik Indonesia, mengingat kiprahnya yang begitu besar untuk Indonesia.
Tidak hanya itu, Muhammadiyah juga diberi kesempatan berkolaborasi dengan jajaran pemerintahan dalam mengemban misi tersebut.
Mengutip MUHAMMADIYAH.OR.ID, Emergency Medical Tem (EMT) Muhammadiyah tersebut berjumlah lima personil. Mereka sebagai utusan Republik Indonesia bersama BNPB, TNI, Polri, Kementerian Kesehatan dan Universitas Andalas. Dikutip Jumat, (04/11/22).
Dalam siaran pers yang diterima redaksi muhammadiyah.or.id, Jumat (4/11), Tim yang terdiri dari Dr. Eva Delsi selaku koordinator, Dr. Aslinar (spesialis anak), Perawat Purwani, Siti Suryani dan Titik Ambarsari mendarat di Indonesia, Rabu (2/11/2022).
Dokter Eva Delsi mengatakan, dalam menjalankan tugas tersebut tidak ada kendala yang berarti. Hanya saja sedikit terkendala dalam bahasa.
“Satu-satunya kendala adalah masalah bahasa karena tempat kami bertugas ini di Propinsi Sind yang warganya berbicara dengan bahasa Sind,” kata Eva.
Namun, berkat kerjasama dengan personil angkatan darat Pakistan yang selalu mendampingi, hal itu dapat diatasi.
“Alhamdulillah juga dibantu, difasilitasi dari dinas kesehatan setempat dan army (personil angkatan darat Pakistan) yang ikut terus mendampingi, menjaga kami kemana-mana saat bertugas,” imbuhnya.
Menurut Rahmawati Husein, Wakil Ketua MDMC PP Muhammadiyah, mengungkapkan catatan perjalanan kiprah Muhammadiyah untuk kemanusiaan internasional, Jum’at (28/10) lalu.
“Jadi Muhammadiyah banyak terlibat di berbagai bidang, salah satunya adalah dalam misi perdamaian. Pada awal konflik bangsa Moro, Doktor Sudibyo Markus aktif dalam membantu membuat perjanjian perdamaian. Juga di Thailand,” katanya.
Sedangkan di Myanmar dan Bangladesh Muhammadiyah tergabung dalam aliansi kemanusiaan bersama beberapa lembaga kemanusiaan dari Indonesia lainnya.
Pengalaman Muhammadiyah dalam mengelola dan mengembangkan rumah saki sudah tidak diragukan lagi. Saat ini tercatat ratusan rumah sakit yang dimilikinya.
Untuk misi kemanusiaan ke Pakistan ini, menurut Rahmawati Husein, Muhammadiyah ditunjuk sebagai satu-satunya ormas dari Indonesia yang tergabung dalam tim karena punya EMT yang sudah masuk klasifikasi standar internasional dari WHO. (*)